Serem! Nasib Seorang Bidan yang Bertemu dengan Penunggu Desa Makam Tuo

- 29 Agustus 2021, 12:30 WIB
Ilustrasi Dejavu. Bagi kamu yang mengenal Dejavu, ternyata ada 5 jenis Dejavu yang masih menjadi misteri dan fenomena aneh di pikiran manusia.
Ilustrasi Dejavu. Bagi kamu yang mengenal Dejavu, ternyata ada 5 jenis Dejavu yang masih menjadi misteri dan fenomena aneh di pikiran manusia. /Pixabay/marlon Nainggolan
 
MEDIA PAKUAN - Mengisahkan tentang seorang bidan yang ditugaskan ke sebuah desa yang terkenal dengan hal-hal mistis.
 
Ia bertemu dengan banyak para makhluk aneh yang terus menakut-nakutinya.
 
Akankah dia berhasil menyelesaikan pekerjaannya didesa itu?, Simak kisahnya berikut ini.
 
 
Jam sudah menujukan 13.30 aku sudah menaiki bus menuju desa makam Tuo, Sepanjang perjalanan aku melihat pemandang sekeliling betapa indah arah menuju desa tersebut. Tak sengaja aku melihat sekelibat bayangan hitam di antara pohon pinus.
 
"ya tuhan siapa itu.?? "
 
Dalam hati ku bertanya siapa orang tersebut, kenapa hanya berdiri diantara pohon pinus itu, segera ku tepis pikiran buruk. Mendadak bus yang ku tumpangi berhenti tidak jauh dari hutan pohon pinus itu.
 
 
"lo kenapa ini pak.?? "
 
Tanya salah seorang penumpang.
 
"bus nya mogok buk, saya akan mengecek nya dulu. "
 
Imbuh pak supir kepada penumpang yang sebagian terlihat panik.
 
 
Aku hanya diam sambil melihat sekeliling, ada sedikit khawatir di hati ini pasalnya sekarang sudah pukul empat sore, masih butuh waktu satu jam setengah lagi untuk sampai di di sana, yang aku dengar harus naik delman hampir satu jam untuk sampai di rumah yang akan ku tunggu.
 
"neng mau kemana.?? "
 
Tiba tiba aku tersentak dari lamunan ku karna ibu yang duduk di samping ku bertanya.
 
 
"saya mau ke desa makam tuo buk, saya mendapat tugas bidan desa disana."
 
Aku tersenyum kepada ibu yang ada disampingku, tapi wajah ibu itu terlihat terkejut.
 
"hati hati saja neng, jangan lupa terus berdoa."
 
Ucapan ibu itu membuat aku gelisah, apa maksud nya bicara begitu.
 
 
"bus nya sudah bagus lagi, ayo kita berangkat. " pak supir mulai mengemudi laju bus.
 
Sepanjang perjalanan aku hanya terdiam.
 
Jam sudah menujukan angka 17.58 itu artinya sudah hampir magrib, tiba tiba di luar bus hujan begitu deras. Kecemasan ku semakin bertambah ada perasaan menyesal kenapa tidak dari pagi saja aku berangkat.
 
"pak stop saya di depan."
 
 
Ibu yang di samping ku menyuruh pak supir berhenti, karna tujuan nya telah sampai.
 
"neng, ingat ya pesan ibu. "
 
Aku hanya tersenyum, dalam hati jengkel kenapa juga ibuk itu menakuti ku saja.
 
Hari sudah semakin gelap sebentar lagi aku sampai di simpang desa.
 
Setelah membayar ongkos dan kenek supir menurunkan tas yang ku bawa, hanya meninggalkan sunyi malam padahal baru jam setengah tujuh.
 
"kemana orang orang disini baru jam segini udah sepi. "aku membatin sendirian di keheningan malam.
 
 
Dari kejauhan terlihat dua delman yang menunggu penumpang, hujan telah reda inggal gerimis yang masih terus berjatuhan.
 
"pak bisa antar saya ke desa makam tuo. "
 
Lega rasa nya melihat ada delman, coba saja kalaw tidak ada bisa mampus aku disini.!!
 
"bisa neng, kenapa malam malam baru kesini neng.? "
 
Pak kusir membantu aku menaiki delman dan membawa tas tas ku.
 
 
"tadi bus nya macet pak di jalan. " ucap ku jujur.
 
"ya sudah, mudahan kita gak lihat apa apa nanti. "
 
Ucapan pak kusir ini benar benar membuat ku cemas.
 
 
"maksud nya apa pak.? "
 
Aku penasaran sama ucapan nya, seperti ada misteri sama desa ini.
 
"panggil saja saya pak ujang neng. "
 
Ku paksa kan senyum, hawa disini sangat dingin hingga menembus ke pori pori beruntung aku memakai switer rajutan.
 
"pak ujang, kok jam segini sudah sepi ya.?? "
 
 
Sesekali mata ini melihat kiri kanan jalan.
 
"iya neng, nanti saja kalaw sudah sampai bapak ceritakan kenapa desa ini sekarang sepi. "
 
Jangan tanyakan perasaan ku saat ini, sudah pasti sangat takut perjalanan ke desa yang aku tuju harus melewati dua desa dan kebun kebun milik warga.
 
Dari kejauhan aku melihat ada anak kecil yang duduk di pos ronda di terangi lampu jalan.
 
"pak, itu anak siapa kok malam malam sendirian disana.?? "
 
 
Aku yang tidak curiga karna aku memang belum tau sama lingkungan sekitar sini.
 
"udah neng jangan di liatin terus. "
 
Laju kuda ini pun agak cepat dari yang tadi, ketika jarak antara delman ini dan anak yang duduk di pos itu jantung ku seakan hendak copot.
 
Wajah nya hancur dan bola mata terlepas dari tempatnya, aku pejamkan mata bahkan aku tidak berani hanya untuk mengambil napas. Siapakah dia?***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x