Tersesat di Pendakian Gunung Lawu, Pria Ini Diselamatkan Pendaki Misterius

- 26 Agustus 2021, 11:38 WIB
Ilustrasi orang mendaki
Ilustrasi orang mendaki /
MEDIA PAKUAN - Saat mendaki gunung, beberapa orang ketika mengalami kejadian mistis. Hal itulah yang juga terjadi pada rombongan pendaki Gunung Lawu yang tersesat di jalur pendakian.
 
Bukan bertemu orang jahil atau makhluk menakutkan, para pendaki ini justru bertemu seseorang yang misterius yang menunjukan jalan keluar di Gunung Lawu.
 
Berikut kisahnya.
 
 
"Sampeyan nyasar mas?" Ucap orang itu.
 
Ketika aku hendak menjawabnya tiba-tiba mulutku tercekat saat melihat bagian wajahnya yang sangat pucat.
 
Benar sekali, kulit orang, atau pendaki ini sangatlah pucat seperti tidak ada darah yang mengalir. Aku jadi berfikir bahwa dia bukanlah manusia. Lagi pula jika dia memang manusia, apa yang dia lakukan sendirian di sini?
 
 
"Tenang saja mas. Saya ini manusia juga seperti sampeyan. Ga perlu takut. Saya juga nyasar di sini" ucapnya seperti mengetahui isi pikiranku.
 
"Iya mas. Njenengan sendirian saja?" Ucapku padanya sedikit ragu.
 
"Saya rombongan bersama teman-teman saya. Tapi saya nyasar sendirian di sini. Teman-teman saya sudah pergi meninggalkan saya" ucapnya.
 
Wah kasihan juga orang ini. Tersesat sendirian tetapi teman-temannya malah pergi meninggalkannya. Tapi tunggu dulu. Bagaimana dia tau kalau teman-temannya meninggalkannya? Sedangkan dia tersesat sendirian di sini. Bisa jadi teman-temannya sedang mencarinya saat ini.
 
"Ya saya tau kalau teman-teman saya meninggalkan saya, mas. Karena saya sudah menemukan jalannya. Dan mereka sudah tidak ada di sana. Tapi saya memang kembali lagi ke sini untuk mengambil tas saya yang sengaja saya tinggalkan di sini waktu nyari jalan" ucapnya lagi.
 
 
Lagi-lagi aku tertegun. Dia benar-benar seperti bisa membaca pikiranku. Aku jadi ragu dengan orang ini. Apakah aku akan mengikutinya atau tidak.
 
"Sudah ga perlu dipikirkan lagi, mas. Ayo ikut saya saja. Nanti saya tunjukkan jalannya menuju ke jalur pendakian. Tidak perlu takut, saya akan menjaga kalian" ucapnya lagi.
 
Sepertinya memang tidak ada pilihan lain. Lagi pula sejak pagi tadi aku sudah sangat sering menemui hal janggal dan tidak masuk akal. 
 
Badan dan fikiranku sudah terlalu lelah. Lebih baik aku ikuti saja dulu alurnya. Siapa tau memang inilah jalan keluarnya. 
 
Jika memang nantinya ditakdirkan aku tidak selamat setidaknya aku mati dalam upaya menyelamatkan diri dan temanku. Bukan dalam kepasrahan semata.
 
 
Kami kembali berjalan menyusuri area padang rumput yang juga banyak ditumbuhi cantigi dan beberapa pohon edelweis. Orang itu berjalan pelan namun pasti. Seperti tidak ada keraguan terhadap arah yang dipilihnya.
 
Sepanjang perjalanan dia sama sekali tak menoleh kepada kami, apalagi mengajak kami bicara. Dia terus saja berjalan dan kami tetap mengikutinya.
 
Hingga tiba-tiba dia berhenti. Aku dan Kevin pun ikut berhenti di belakangnya. Dia hanya berdiri saja memandang ke depan. 
 
Entah apa yang dilakukannya. Samar kudengar dia berbicara, tapi aku tak bisa mendengar dengan jelas. Suara yang keluar dari mulutnya seperti bergumam.
 
Cukup lama dia berhenti dan kami tetap menunggunya. Hingga suatu ketika dia kembali bergerak. Terus bergerak melewati batu demi batu. Ya benar sekali, jalur yang kami lalui kini jalur berbatu dan menanjak. 
 
 
Hingga sampailah kami di sebuah dinding tebing yang tidak terlalu tinggi. Mungkin tingginya sekitar 5 meter.
 
"Kita sudah sampai di ujung perjalanan. Kalian jalan saja melalui pinggiran tebing ini. Teruslah naik, nanti kalian akan menemukan jalur pendakian" ucapnya tanpa menoleh.
 
"Kita barengan saja mas" jawabku
 
"Tidak. Kalian jalan saja lebih dulu. Ada yang masih harus kulakukan disini" ucapnya.
 
Tanpa membantah kami pun menuruti perintahnya. Aku melewati orang itu. Dan persis ketika aku di sampingnya, aku mencium aroma wangi kamboja. 
 
 
Aku sempatkan menoleh padanya. Dia tersenyum padaku, meski tetap dengan wajah pucatnya.
 
Setelah aku melewatinya, oh iya maaf, saat ini Kevin sudah kusuruh mendahuluiku. Jadi dia sekarang berada di depanku. 
 
Setelah aku melewatinya, lirih seperti kudengar dia kembali bicara.
 
"Aku memang harus tetap di sini" sangat pelan namun aku tetap masih bisa mendengarnya.
 
Seketika aku tersentak. Aku baru teringat bahwa aku belum menanyakan siapa namanya. 
 
 
Dan aku semakin dibuat kaget, ketika aku menoleh hendak bertanya padanya, orang itu sudah tidak ada di belakangku. 
 
Lenyap begitu saja meninggalkan aroma wangi kamboja yang cukup menyengat.
 
Bulu kudukku kini meremang hebat. Bahkan seluruh bulu di badanku merinding. 
 
Aku segera bergegas menyusul Kevin karena aku baru menyadari bahwa pendaki itu bukanlah manusia.
 
Ketika aku berhasil menyusul Kevin, aku segera mengajaknya bergegas. Dan benar saja, sesuai arahan pendaki misterius tadi, kini kami sampai juga di jalur pendakian. 
 
 
Aku yakin bahwa ini jalur pendakian karena aku menemukan beberapa sampah sisa pendaki lainnya. Dan aku semakin yakin, karena aku bertemu dengan rombongan pendaki lain tak lama berselang. 
 
Ketika kutanyakan pada mereka, memang benar inilah jalurnya. Aku ikuti saja rombongan itu. 
 
Lalu, siapakah sebenarnya sosok pria pendaki tadi? ***

Editor: Siti Andini

Sumber: Facebook Kisah Mistis Pena Hitam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x