Kisah Mistis Pria yang Jadi Sasaran Empuk Para Makhluk Gaib di Pendakian Gunung Ungaran

- 25 Agustus 2021, 10:49 WIB
Kisah Mistis, Menjadi Sasaran 'Empuk' Para Makhluk Gaib Dipendakian Gunung Ungaran
Kisah Mistis, Menjadi Sasaran 'Empuk' Para Makhluk Gaib Dipendakian Gunung Ungaran /@gunungunggaran/

MEDIA PAKUAN - Bertemu dengan makhluk gaib merupakan hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Namun ada pula yang menganggap itu merupakan hal yang biasa.

Akan tetapi bagaimana rasanya jika kita diganggu bisikan-bisikan makhluk gaib ketika kita sendirian di tengah hutan?

Berikut ini merupakan sebuah kisah mistis yang dialami seorang pria ketika hendak mendaki gunung Ungaran, Jawa Tengah.

Baca Juga: Merinding! Nekat Mendaki Gunung Sendirian, Pria Ini Bertemu Kakek Misterius dan Berikan Pesan Aneh

Berikut kisahnya.

Beberapa waktu berlalu, aku telah sampai di tujuan yaitu Pasar Jimbaran, titik awal pendakian gunung Ungaran.

Aku turun dari bus lalu mampir ke warung untuk makan sebelum memulai pendakian.

Usai makan dan beristirahat sejenak di emperan salah satu kios pasar, aku pun mulai berjalan menuju ke basecamp mawar.

Sepanjang perjalanan dari pasar jimbaran hingga basecamp mawar tak ada hal istimewa yang perlu diceritakan.

Baca Juga: Taliban Tak Mau Kompromi, Warning Joe Biden dan Kelompok Negara G7 'Akan ada Konsekuensi'

Aku hanya menyusuri jalan desa beraspal dengan deretan rumah-rumah penduduk dan lahan pertanian di sepanjang pinggirannya.

Setelah beberapa jam berjalan kaki, akhirnya aku sampai di basecamp mawar. Sangat sepi suasana camp mawar siang ini.

Tak ada satupun petugas yang berjaga, warung-warung juga tak satupun yang buka. Wajar, karena hari ini bukan hari musim pendakian.

Merasa sedikit penat, aku pun merebahkan diri di sebuah kursi panjang di depan salah satu warung yang tutup. Tak terasa hingga akhirnya aku tertidur di sini.

Entah karena kelelahan atau karena memang semalam kurang tidur, siang ini aku terlelap sangat nyenyak. Hingga samar kurasakan ada yang menggoyang-goyang tubuhku sembari memanggil namaku membangunkanku.

Baca Juga: Viral Remaja Dugem di Atas Mobil Ambulance, Netizen: Gak Ada Akhlak

Perlahan aku membuka mata, mungkin salah satu petugas basecamp membangunkanku, begitu pikirku.

Tetapi ketika kesadaranku telah kembali sepenuhnya, aku sama sekali tak mendapati satu orang pun di sekitarku. Padahal tadi jelas sekali aku merasa ada yang membangunkanku.

Tetapi aku tak memikirkannya lagi. Apalagi sekarang waktu sudah hampir maghrib dan aku belum menjalankan sholat ashar.

Nampaknya tadi aku benar-benar nyenyak hingga tak menyadari hari sudah hampir gelap. Bergegas aku menjalankan kewajibanku. Usai sholat ashar, tak lama adzan maghrib berkumandang.

Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN Bank BRI Agustus 2021: Dibutuhkan Tenaga Kerja Frontliner, Minimal Lulusan D1

Usai menjalankan sholat maghrib aku mulai memikirkan perjalananku ini. Hari sudah gelap, sedangkan aku di sini sendirian.

Apakah aku harus membatalkan pendakianku saja? Karena memang sangat beresiko mendaki sendiri apalagi malam hari begini.

Tetapi memang kegalauanku ini sangat mempengaruhi pengambilan keputusanku, akhirnya aku memutuskan tetap melanjutkan pendakian apapun resikonya. Aku berencana memulai pendakian nanti usai sholat isya'.

Saat menunggu datang waktu isya', aku menghabiskan waktu duduk merenung di depan salah satu warung camp mawar.

Tak lama aku merasakan kedatangan seseorang dari dalam hutan pinus. Samar aku mendengar percapakan dari beberapa orang di sana, tetapi aku tak bisa mendengar secara jelas kata-kata yang diucapkan.

Baca Juga: Menyedihkan, Wu Wu 5 Tahun Rela Berlari Kesekolah 2 Km, Demi Kedua Adiknya bisa Dapat Tumpangan

Dalam hati aku berfikir, mungkin ini sisa pendaki yang naik akhir pekan kemarin. Terkadang ada beberapa orang yang betah berlama-lama hingga beberpa hari tinggal dulu di camp promasan usai mendaki dari puncak ungaran, termasuk aku.

Jadi aku menganggap wajar, tak sedikitpun berfikir aneh-aneh apalagi itu makhluk gaib.

Tetapi hingga beberapa lama orang-orang itu tak muncul juga. Sepertinya tak mungkin jika posisi mereka terlalu jauh, karena tadi aku sempat mendengar suara mereka.

Sampai adzan isya' berkumandang pun mereka tetap tidak muncul juga. Aku tak memikirkannya, aku segera menjalankan kewajibanku karena aku ingin segera memulai perjalanan pendakianku.

Usai sholat isya' aku segera bersiap untuk memulai perjalanan pendakian. Lepas dari camp mawar aku memasuki wilayah hutan pinus.

Baca Juga: Sebelum Penyakit Meningitis Merengut Nyawanya, Olga Syahputra Didaulat Super Kocak

Aku berjalan santai namun stabil. Tak banyak berhenti karena medan pendakian belum terlalu berat dan aku juga sendirian jadi bisa sesuka hati mengatur ritme perjalanan.

Aku tak lagi memikirkan suara orang yang kusangka pendaki tadi. Kalaupun mereka bukan manusia, aku juga tak peduli.

Aku datang kesini bukan dengan tujuan tidak baik, meski suasana hati sedang kurang baik. Dan aku merasa wajar jika "mereka" menunjukkan eksistensi mereka padaku, karena saat ini akulah satu-satunya manusia di sini.

Hal ini sudah aku pikirkan sejak sebelum aku memulai perjalanan tadi.

Jangan bertanya apakah aku tidak mendapatkan "gangguan" selama perjalanan ini. Sudah kubilang saat ini aku adalah satu-satunya manusia di sini.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Belum Mendapatkan Izin, Pemkot Sukabumi Beberkan Alasanya

Jadi aku saat ini ibarat sasaran empuk bagi "mereka". Tinggal seberapa kuat nantinya mental dan iman ini menghadapi godaan mereka.

Tak terhitung berapa kali mereka menampakkan diri. Mulai dari kelebatan bayangan, suara langkah kaki yang mengikutiku, bayangan hitam besar di sisi lembah, hembusan nafas di tengkuk hingga suara-suara aneh lainnya.

Tetapi tak satupun yang menampakkan wujudnya secara jelas dan nyata di depanku.***

Editor: Siti Andini

Sumber: Kisah Misteri Pena Hitam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah