Hukum Melakukan Niat Puasa Ramadhan Sebelum Terbuktinya Rukyatul Hilal

1 April 2022, 12:17 WIB
Hukum Melakukan Niat Puasa Ramadhan Sebelum Terbuktinya Rukyatul Hilal /Ilustrasi/Pixabay

MEDIA PAKUAN - Menjelang bulan Ramadhan dimana seluruh umat muslim akan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, bermunculan pertanyaan dari masyarakat seputar pelaksanaan ibadah puasa.

Salah satunya adalah pertanyaan, bolehkah kita shalat tarawih, sahur, atau niat puasa pada malam hari menjelang masuknya bulan Ramadhan, tapi belum ada pengumuman rukyatul hilal untuk bulan Ramadhan?

Seperti yang kita ketahui, kita akan mulai melakukan ibadah puasa Ramadhan setelah pengumuman Rukyatul Hilal.

Baca Juga: Menangis Dapat Mengurangi Pahala Puasa? Jangan Mudah Percaya, Simak Penjelasan Berikut Ini

Lalu bagaimana hukumnya jika melakukan niat puasa Ramadhan ataupun sholat terawih sebelum pengumuman Rukyatul Hilal dengan alasan untuk berjaga-jaga? Berikut penjelasannya oleh Ust. M Shiddiq Al Jawi.

Tidak boleh atau haram hukumnya melakukan shalat tarawih, makan sahur, atau niat puasa Ramadhan walaupun sekedar untuk jaga-jaga, jika belum terbukti adanya rukyatul hilal untuk bulan Ramadhan.

Keharaman melakukan hal-hal tersebut didasarkan pada 2 (dua) alasan sebagai berikut:

Pertama, karena sebelum terbuktinya rukyatul hilal untuk bulan Ramadhan, berarti malam itu masih dianggap bulan Sya’ban.

Baca Juga: Tak Berjalan Sesuai Harapan, Robert Alberts: Tak Ada Perubahan Sama Sekali

Ini adalah pengamalan istis-haabul ashl, yakni kaidah fiqih yang digunakan untuk mempertahankan berlakunya hukum asal sebelum adanya dalil yang mengubah hukum asal menjadi hukum baru. Kaidah fiqih yang termasuk istis-haabul ashl misalnya :

الْأَصْلُ بَقَاءُ مَا كَانَ عَلىَ مَا كَان

“Al ashlu baqaa`u maa kaana ‘ala maa kaana (yang menjadi hukum asal adalah tetapnya apa yang ada mengikuti apa yang telah ada sebelumnya). (Tajuddin As Subki, Al Asybah wa An Nazha`ir, 1/49).

Berdasarkan kaidah fiqih tersebut, berarti hukum asalnya adalah tetapnya bulan Sya’ban, yaitu tidak berubah menjadi bulan Ramadhan sebelum terbuktinya rukyatul hilal untuk bulan Ramadhan.

Baca Juga: Resep Membuat Kolak Pisang Kolang Kaling Enak, Bahannya Sederhana!

Jika rukyatul hilal Ramadhan belum terbukti, berarti orang yang shalat tarawih, makan sahur, atau niat puasa Ramadhan, sebenarnya melakukan hal-hal itu sebelum waktu yang disyariatkan.

Artinya, dia berarti shalat tarawih pada bulan Sya’ban, atau makan sahur pada bulan Sya’ban, atau niat puasa Ramadhan pada bulan Sya’ban.

Jelas ini merupakan perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang muslim, sesuai sabda Rasulullah SAW :

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌ

”Barangsiapa melakukan suatu perbuatan (‘amal) yang tidak ada perintah kami atasnya, maka perbuatan itu tertolak.” (HR Bukhari no 2550; Muslim no 1718).

Baca Juga: Layaknya Shalat di Masjidil Harom, Inilah Pahala Sholat Tarawih Malam ke 1-5 di Bulan Suci Ramadhan

Kedua, karena sebelum terbuktinya rukyatul hilal Ramadhan, berarti “sebab” pelaksanaan puasa Ramadhan belum ada.

Di antaranya sabda Rasulullah SAW :

صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته، فإن غبي عليكم فأكملوا عدة شعبان ثلاثين

”Berpuasalah kamu karena melihat hilal [Ramadhan], dan berbukalah kamu (beridul fitrilah) karena melihat hilal [Syawwal]. Maka jika pandangan kalian terhalang, sempurnakanlah bilangan Sya’ban sebanyak 30 hari.” (HR Bukhari no 1810; Muslim no 1080). (Muhammad Husain Abdullah, Mafahim Islamiyyah, 2/64).

Untuk itu, haram hukumnya melakukan shalat tarawih, makan sahur, atau niat puasa Ramadhan sebelum terbuktinya rukyatul hilal Ramadhan.

Wallahu'alam.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Tags

Terkini

Terpopuler