Baca Juga: Harga Cabai dan Bawang Melonjak di Tengah Kasus COVID-19 di Sukabumi Meningkat
"Dengan mengembangkan tanaman pangan dan herbal, selain ketersediaan pangan tercukupi juga mampu membantu menyembuhkan banyak orang. Tentunya program ini harus kita dukung dan dijadikan percontohan," ujarnya.
Baca Juga: Mantan Geng Motor di Sukabumi Diberdayakan dalam Bidang Ekonomi Pembuatan Batik
Sementara, Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath Sukabumi KH Muhammad Fajar Laksana mengatakan ide membuat program ini adalah untuk menekan pengeluaran belanja pangan pesantren yang dalam sebulan bisa mencapai Rp60 juta.
"Setiap bulan dibutuhkan 3 ribu liter beras yang menghabiskan biaya hampir Rp60 juta dan diharapkan dengan menanam pangan non-beras di lahan satu hektare ini kita bisa memenuhi kebutuhan pangan 60 persennya dari sorgum" katanya.
Baca Juga: Lezatnya Telor Asin Buatan Mantan Anggota Berandalan Bermotor Sukabumi
Selain produksi pangan, program ini juga memfokuskan penanaman tanaman herbal seperti kunyit putih yang digunakan di terapi pengobatan herbal Al Fath.
"Kemarin kita baru panen kunyit putih yang sangat berkhasiat mencegah berbagai macam penyakit salah satunya kanker," katanya. (Manaf Muhamad)