"Karena kedua sudah memiliki kans, sehingga ketika berpasangan kembali tidak begitu sulit. Dan biayanyapun bisa diminimalisir, efesiensi dan efektif," katanya.
Hanya saja, kata Herry Hendrayana, keduanya harus memiliki dan membangun komitmen bersama. Terutama pembagian kekuasan yang sebangun dan selaras. Sehingga dikemudian hari tidak menimbulkan konflik internal.
"Sekarang yang terjadi, ketidakjelasan kewenangan dan pembagian tugas antara kepala daerah dan wakilnya. Sehingga peluang tersebut dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk berseteru sangat mudah terjadi," katanya.
Baca Juga: Menyoal Penangkapan 5 Jemaah Umroh di Arab Saudi, Wapres Minta Kemenag Edukasi
Tak Abaikan Turun Gunung.
Pemikir Humoniora, Andi Supriyadi mengatakan tak mengabaikan peluang majunya Mohamad Muraz Walikota Sukabumi periode 2013-2018 turun gunung. Meskipun Muraz yang tak lolos masuk anggota DPR RI 2024-2029 mendatang, belum secara resmi menyatakan maju pada Pilwakot 2024 mendatang.
Dia mengatakan meskipun masih belum diketahui kepastiannya. Tapi sosok Ketua DPC Partai Demokrat Kota Sukabumi sekaligus Wali Kota periode 2013-2018 masih bisa mengimbangi keberadaan Achmad Fahmi.
"Hanya saja, masih belum sepenuhnya dapat mengimbangi Achmad Fahmi,"katanya.***