Simbol Persatuan, Kata Pendekar Sepuh Jawa Barat Soal Usulan Hari Pencak Silat Nasional

- 1 Februari 2024, 06:31 WIB
Pendekar sepuh pencak silat Jawa Barat KH Fajar Laksana saat menampilkan jurus Golok Kala Petok di kegiatan Sawala Jawara menuju Hari Pencak Silat Nasional di Gedung Pusat Pencak Silat IPSI Jawa Barat.
Pendekar sepuh pencak silat Jawa Barat KH Fajar Laksana saat menampilkan jurus Golok Kala Petok di kegiatan Sawala Jawara menuju Hari Pencak Silat Nasional di Gedung Pusat Pencak Silat IPSI Jawa Barat. /Manaf Muhammad/Istimewa





MEDIA PAKUAN - Hari Pencak Silat Nasional saat ini sedang diperjuangkan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Provinsi Jawa Barat agar pemerintah pusat segera menetetapkan dan meresmikannya yaitu pada 12 Desember.

Sejauh ini 12 Desember baru diperingati sebagai Hari Pencak Silat tingkat Jawa Barat. Pemilihan tanggal tersebut tak lain karena bertepatan dengan ditetapkannya pencak silat sebagai warisan budaya takbenda dunia milik Indonesia oleh UNESCO pada 2019.

Berdasarkan pertimbangan dan usulan dari para sesepuh pencak silat, beladiri khas Indonesia tersebut sudah selayaknya memiliki hari nasional tersendiri yang mesti diperingati.

Salah satu pendekar pencak silat sepuh Jawa Barat yang berasal dari Sukabumi, KH Fajar Laksana mengatakan, dengan adanya Hari Pencak Silat Nasional diharapkan dapat mempersatukan seluruh pesilat untuk terus semangat melestarikan seni beladiri tersebut.

Baca Juga: Pertahankan WBTb Dunia, IPSI Jawa Barat Dorong Pemerintah Pusat Segera Tetapkan Hari Pencak Silat Nasional

"Harapan kami akan segera ditetapkan supaya kemudian Hari Pencak Silat ini menjadi hari pemersatu seluruh para pesilat khususnya di Indonesia sehingga kemudian pencak silat sebagai warisan budaya takbenda dunia ini bisa tersosialisasikan dan bisa dipelihara, dijaga, dikembangkan," katanya usai menghadiri kegiatan 'Sawala Jawara menuju Hari Pencak Silat Nasional' di Gedung Pusat Pencak Silat IPSI Jawa Barat di Sumedang, Rabu 31 Januari 2024.

"Sehingga dengan ditetapkannya hari pencak silat nasional ini maka akan mempersatukan para pesilat dan akan memberikan motivasi dan semangat untuk terus mengembangkan seni budaya tradisi beladiri olahraga pariwisata pencak silat," ujarnya.

Sosok ulama pendekar tersebut mengatakan, saat ini pencak silat bukan hanya sekadar olahraga beladiri. Akan tetapi pencak silat sudah bisa menjadi cikal-bakal untuk melahirkan inovasi seni budaya lainnya.

Penampilan kesenian Boles (bola tangan api)saat acara Sawala Jawara menuju Hari Pencak Silat Nasional di Gedung Pusat Pencak Silat IPSI Jawa Barat.
Penampilan kesenian Boles (bola tangan api)saat acara Sawala Jawara menuju Hari Pencak Silat Nasional di Gedung Pusat Pencak Silat IPSI Jawa Barat. Istimewa

Dia mencontohkan hal itu terlihat dari Perguruan Silat Sang Maung Bodas yang didirikannya. Dari aliran pencak silat Sang Maung Bodas telah melahirkan seni budaya khas seperti main Boles (bola tangan api), Ngagotong Lisung, main Golok Kala Petok, hingga cambuk api yang mengandalkan ketahanan tubuh dan olah pernapasan yang dilatih dari pencak silat.

Baca Juga: Membumikan Pencak Silat, Pendekar dari Eropa dan Asia Unjuk Gigi di Silat Day Al Fath

"Maknanya bahwa pencak silat itu bukan hanya beladiri. Jadi pencak silat itu juga meliputi seni budaya dan tradisi itulah makna pencak silat, sehingga pencak silat ini bisa dipertunjukkan dalam acara acara seni dan budaya karena lahir dari kearifan lokal seni budaya tradisi Indonesia sehingga maka ditampilkan lah main Boles dan Ngagotong Lisung yang asalnya memang berasal dari pencak silat," tuturnya.

Dalam kegiatan Sawala Jawara, dirinya turut menampilkan jurus Golok Kala Petok yang memiliki khas menggunakan senjata golok pendek. Selain itu para pendekar sesepuh dari 16 perguruan pencak silat se Jawa Barat yang bersilaturahmi juga sambil menampilkan jurus khasnya secara bergiliran.***

Editor: Manaf Muhammad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x