Ada Cut and Fill, PVMBG Ungkap Dugaan Penyebab Tanah Longsor di Cibadak Sukabumi yang Timbun 13 Rumah Warga

- 29 Januari 2024, 12:43 WIB
Bencana tanah longsor menghantam 12 rumah warga di Cibadak Kabupaten Sukabumi, Rabu 24 Januari 2024.
Bencana tanah longsor menghantam 12 rumah warga di Cibadak Kabupaten Sukabumi, Rabu 24 Januari 2024. /Manaf Muhammad/Istimewa


MEDIA PAKUAN - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meninjau lokasi bencana tanah longsor di Kampung Cibatu Hilir, RT 01 RW 11, Desa Sekarwang, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin 29 januari 2024.

PVMBG telah mengambil gambar visual lokasi longsor untuk menjadi bahan assessment. Dalam peninjauan ke lokasi, PVMBG didampingi Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin, Kepala BPBD Provinsi Jawa Barat Dani Ramdan, dan Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri.

Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan, hingga kini masih terdapat puluhan rumah di sekitar lokasi yang diintai bencana tanah longsor susulan.

"Tadi sudah kita lihat sama-sama dengan rombongan dengan pak gubernur bahwa ada 13 rumah yang tertimbun dan 6 rumah dalam situasi bahaya, sisanya 60 rumah juga berisiko. Tadi saya sudah ngambil gambar yang terakhir itu ujung longsoran. Jadi yang longsor ini dari tempat kita meninjau ini atapnya itu di bawah. Jadi sekitar 7 meter di bawah, rumah rumah yang tertimbun longsor," katanya kepada awak media, Senin 29 Januari 2024.

Baca Juga: Detik-detik Tanah Longsor Hantam Belasan Rumah di Cibadak Sukabumi

Dia mengatakan, untuk penanganan sementara pihaknya merekomendasikan untuk dipasang pile penahan tanah jika belum bisa merelokasi pemukiman warga yang terdampak dan terancam tanah longsor.

"Kalau kita lihat longsornya di atas itu, bayangkan ya ini di bawah rumah yang tertimbun tiba-tiba di atas mungkin di sana ada urugan ya itu kan sebenarnya risiko sebetulnya. Nah ini ada tim ahli dari badan geologi yang akan melakukan assesment apakah seperti ini terutama memberikan penanganan seperti apa yang tepat, apakah secara ekonomis juga. Apakah ini dibuat pile-pile yang untuk menahan karena bronjong tidak akan kuat ataukah relokasi ini yang tidak mudah sebetulnya karena dua-duanya bisa ditempuh juga memerlukan waktu," tambahnya.

Terkait dugaan penyebab tanah longsor yang mulai terjadi pada Rabu 24 Januari 2024 lalu, dia menyebut salah satunya akibat adanya aktivitas proyek cut and fill perumahan di atas pemukiman warga terdampak.

"Sementara dugaan awal ini lebih pastinya kan tim yang akan bekerja jadi kalau secara geologi umum ya jadi ada batuan yang menyerap air tapi di bawahnya ada lempung itu umum tapi dari peta ya tapi kan kita harus validasi dengan data lapangan dikombinasi. Dampaknya (perumahan) sudah terlihat kan sekarang tapi yang perlu dikaji ini keamanan ke depan seperti apa. Iya itukan dugaan ya kita harus assesment dua tiga hari," ucapnya.

Baca Juga: Tenda Darurat Disiapkan Mensos Risma bagi Ratusan Penyintas Bencana Tanah Longsor di Cibadak Sukabumi

"Kalau dari geologi memang di bawahnya ada formasi Rajamandala itu kan batuannya lempung nah kalau ada hujan air lempung ini lah yang bisa ini tapi kan ini perlu data lapangan," jelasnya.

Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menambahkan, sambil menunggu langkah selanjutnya, dia meminta warga yang mengungsi untuk bersabar demi keselamatan.

"Kami dengan pak wakil bupati juga dengan kepala BPBD mencari solusi bagaimana rumah tinggal saudara saudara kita ini apakah direlokasi atau menunggu hasil dari geologi ini, apakah masih bisa ditinggalkan intinya," kata Bey.

"Kami ingin semuanya aman tidak lagi keulang. Ini juga pengalaman untuk kami semua di Jawa Barat bahwa hati hati dengan pemilihan tanah jangan sampai di kondisi-kondisi tertentu didirikan rumah dan sebagainya maka kita berkoordinasi dengan geologi dan juga dengan BMKG untuk proses ini," ucapnya.

Baca Juga: Pasca Tanah Longsor Timbun Rumah Warga di Sekarwangi Sukabumi, Posko Kesehatan Disiagakan: Pengungsi Sakit

Bey juga mengimbau kepada warga untuk menahan diri tidak turun ke rumahnya karena ingin menyelamatkan barang berharga. Menurutnya hal tersebut dapat membahayakan keselamatan jiwa.

"Kalau (barang) tertimbun sepertinya pertama susah kedua membahayakan dan kami juga pak kades ini ternyata juga pernah ikut desa tangguh bencana jadi kami apresiasi dan luar biasa waktu saat kejadian bencana beliau dengan sigap bisa menyelamatkan seluruh warganya. Dan tadi dia cerita waktu kejadian masih banyak yang ingin mengambil barang tapi dia diusahakan tidak perlu mengambil barang yang penting selamatkan dulu jiwanya," jelasnya.***

Editor: Manaf Muhammad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah