Momen Panik Empat Santri Sukabumi Nekat Terjun dari Lantai Tiga Pesantren ketika Gempa Cianjur

- 22 November 2022, 21:32 WIB
Santri Ponpes Nurussyifa Sukalarang kabupaten Sukabumi nekat lompat dari lantai tiga saat gempa bumi Cianjur.
Santri Ponpes Nurussyifa Sukalarang kabupaten Sukabumi nekat lompat dari lantai tiga saat gempa bumi Cianjur. /Manaf Muhammad

MEDIA PAKUAN - Kondisi panik menyelimuti ratusan santri di Pondok Pesantren Salafi Nurussyifa Kampung Gedurhayu Desa Titisan kecamatan Sukalarang kabupaten Sukabumi Jawa Barat, saat peristiwa gempa Cianjur melanda pada Senin 21 November 2022 pukul 13.21 WIB.

Para santri spontan berhamburan ke luar kamar dan ruangan menyelamatkan diri dari guncangan gempa berkekuatan magnitude 5.6.

Di tengah situasi genting, empat santri terjebak di lantai tiga dan lantai dua sehingga terdesak mencari jalan keluar tercepat untuk menyelamatkan diri.

Humas Ponpes Nurussyifa Dede Jazuli mengungkapkan, empat santri terjun bebas. Dua orang dari lantai dua dan dua orang dari lantai tiga.

Baca Juga: Selamat dari Reruntuhan, Ridho Ilahi Kabarkan Adik Dinar Candy Tertimpa Bangunan: Saat Gempa Bumi Cianjur

Dede mengatakan, kepanikan empat santri itu disebabkan melihat tembok bangunan di lantai tiga sudah ambruk menimpa tangga sehingga mereka lebih memilih terjun ke halaman ponpes.

"Karena dia panik terus melihat bangunan sebelah sana udah roboh yang bolong itu jadi dia tadinya mau lewat tangga cuma takutnya ketiban jadi loncat karena yang lain udah pada di bawah," katanya ketika ditemui Media Pakuan di pesantrennya, Selasa 22 November 2022.

Menurutnya para santri yang nekat loncat usianya beragam, yang paling muda berusia 12 tahun.

"Ada yang pingsan dulu terus ditolong sama temennya terus ada yang kakinya keseleo dia berusaha lari tapi walaupun terpincang-pincang dia ada temennya yang bantu juga," ungkapnya.

Kondisi mereka, kata Dede sudah mendapat penanganan medis dan saat ini sedang menjalani masa pemulihan cedera.

Baca Juga: Achmad Fahmi Siap Tampung Korban Gempa Bumi Cianjur di Seluruh RS Kota Sukabumi

"Alhamdulillah sekarang kondisinya sudah mulai membaik karena kemarin sudah diobati," ujarnya.

Untuk mengantisipasi adanya gempa susulan, dia memutuskan untuk memindahkan seluruh santri untuk bertempat di posko darurat yang dibuat di halaman pesantren.

Menurut Dede sejauh ini gempa susulan masih kerap dirasakan di wilayah Desa Titisan kecamatan Sukalarang kabupaten Sukabumi.

"Tinggal di tenda karena khawatir kalau di dalam kamar Terjadi lagi gempa susulan bahkan lebih berbahaya jadi cari aman," tuturnya.

"Kalau gempa susulan kayanya sering banget itu, kalau dihitung hitung katanya ada 92 kali sampai jam empat subuh cuma yang agak gede mau sholat Maghrib, jam empat subuh, sama abis sholat subuh itu yang agak gede kalau yang kecil kecil goyang sampai detik ini juga masih ada cuma yang parah yang pertama. Kita ga mau ambil risiko karena tanggung jawab kita juga sama anak anak yang dititipkan ke kita," tandasnya.

Baca Juga: Puluhan Korban Gempa Cianjur Dilarikan ke RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi, Satu Orang Meninggal Dunia

Dari keterangan wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri, wilayah kampung Gedurhayu Desa Titisan, Sukalarang, merupakan wilayah yang terdampak gempa bumi paling parah di kabupaten Sukabumi.

"Langkah langkah kami di lokasi paling parah yaitu di kecamatan Sukalarang desa titisan kampung Gedurhayu dengan kondisi rumah yang terdampak kurang lebih 134 rumah dengan jiwa nya 476," kata Iyos Somantri.

Terhadap santri yang cedera karena lompat dari ketinggian, Iyos telah menurunkan tenaga medis yang menanganinya.

"Barusan kami hadir dengan dokter juga dari puskesmas Sukalarang ada dua orang sedang membagikan obat kepada yang merasa sakit hari ini ada yang flu ada yang sakit karena melompat," ungkap Wabup Sukabumi.***

Editor: Manaf Muhammad

Sumber: Media Pakuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah