MEDIA PAKUAN - Penurunan angka Stunting di Kota Sukabumi pada 2022 terhitung cukup signifikan.
Walikota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan, angka stunting tersebut menurun yakni dari 5,9 persen pada Agustus 2021 menjadi 4,03 persen pada Agustus 2022.
Untuk terus menekan angka stunting, pemerintah daerah Kota Sukabumi akan terus melakukan berbagai upaya salah satunya surveillans gizi.
Baca Juga: Diamuk Si Jago Merah, Kubah Masjid Islamic Center Jakarta Sisakan Abu: Damkar Kerahkan 88 Personel
"Pemkot berupaya menekan angka stunting, salah satunya dengan penguatan surveilans gizi," kata Achmad Fahmi, Rabu 19 Oktober 2022.
Untuk mencapai target tersebut, Fahmi menekankan ada pada asupan gizi yang baik bagi warga.
Dia meminta permasalahan gizi buruk dapat dituntaskan. Sementara itu dari data Dinas Kesehatan Kota Sukabumi gizi buruk di Kota Sukabumi hanya tersisa satu hingga dua persen.
Baca Juga: Perbaiki Rumah, 3 KK Orang Dengan TBC di Kota Sukabumi Sumringah, Wahyu: Rumahnya Kini Layak Sehat
Fahmi mengungkapkan, hal itu dapat diatasi dengan melakukan kolaborasi berbagai sektor termasuk puskesmas.
"Puskesmas jadi garda terdepan dalam sifatnya yang edukatif dan yang paling terdepan semangat promosi, preventif, dan inovasi," ujarnya.
Pelayanan di puskesmas menurutnya juga harus dilakukan inovasi dengan teknologi. Tujuan utamanya untuk menjemput generasi emas Indonesia pada 2045 yang harus dipersiapkan mulai saat ini di mana balita harus mendapat tumbuh kembang yang baik.
"Peran Puskesmas sangat penting karena milestone 100 tahun menuju Indonesia emas,'' ucapnya.
Di kesempatan yang sama Kepala Dinkes Kota Sukabumi Rita Fitrianingsih menjelaskan angka stunted berdasarkan Bulan Penimbangan Balita Agustus 2022 menurun
Dari total balita yang diukur sebanyak 20.017, 806 (4,03 persen) di antaranya stunted. Sedangkan pada Agustus 2021 ada 1.180 balita yang masuk kategori stunted atau sebesar 5,9 persen.
Ke depannya Dinas Kesehatan Kota Sukabumi juga akan membentuk tim Surveilans Gizi di puskesmas untuk menekan angka stunting.