Network
MEDIA PAKUAN - Negara telah menyepakati kesepakatan akhir untuk meningkatkan jumlah tangkapan tuna sirip biru di Pasifik Barat dan Tengah.
Pada 2022 penangkapan berkisar 30 kilogram atau 15 persen menurut hasil dari Badan Perikanan Jepang.
Penangkapan awalnya dibatasi yang dikenalkan pada 2015 lalu.
Baca Juga: Kisah Inspiratif, Ibu Ini Rela Menjadi TKW ke Arab Saudi Demi Bisa Membiayai Anaknya Kuliah
Kesepakatan kali ini akan menjadi tangkapan akan berkembang dari 732 ton mencapai 5.614 ton.
ekspansi diharapkan dapat meningkatan pasokan ikan tuna dan menurunkan harga pasaran di Jepang.
Kesepakatan selesai setelah pertemuan tahunan Komisi Perikanan Pasifik Barat dan Tengah yang diadakan secara online.
Jepang awalnya mempunyai permintaan untuk memperluas tangkapan tuna namun ditolak selama tiga tahun terakhir karena bertentangan dari Amerika Serikat.
Baca Juga: 3 Intansi Vital Pemerintah Dikepung Ribuan Buruh, Tuntut UMK hingga Cabut Peraturan PP no 36
Karena stok tuna di Pasifik Barat dan Tengah masih rendah, oleh karena itu Permintaan Jepang ditolak.
Saat pertemuan subkomite yang diadakan di setiap tahun, Jepang selalu mengusulkan peningkatan tangkapan tuna besar dan kecil dengan masing masing 20 persen.
Akhirnya permintaan jepang di setujui namun, peningkatan penangkapan hanya 15 persen untuk tuna besar.
Baca Juga: Gaji Besar Kerja Di Hongkong, TKW : Resikonya Mau Gak Mau Harus Nurutin Keinginan Majikan
Mengenai penangkapan tuna kecil, permintaan Jepang masih di pertimbangkan, karena memiliki dampak kemungkinan penurunan stok di masa depan.
"Nelayan melakukan upaya serius untuk mengelola sumber daya sambil membuat pengorbanan besar,” kata Miwako Takase, pejabat Badan Perikanan Jepang dalam konfrensi pers tahunan.
Konfrensi itu memprtemukan 26 negara, termasuk Taiwan dan Vanuatu ikut dalam konfrensi pers tahunan.
Di sisi lain, Pasifik Tmur jumlah tangkapan tuna sirip biru akan meningkat 15 persen di tahun depan, sehingga peningkatan tangkapan Jepang bertambah dari 257 ton menjadi 3.483 ton.***
