Walikota Sukabumi, Tak Kunjung Tanggapi Soal Pasar Pelita: Mahasiswa Terpaksa Lakukan IniIni

- 5 November 2021, 20:20 WIB
Terkait persoalan Pasar Pelita di Kota Sukabumi masih belum rampung, mahasiswa melakukan aksi unjukrasa di depan Balaikota Sukabumi
Terkait persoalan Pasar Pelita di Kota Sukabumi masih belum rampung, mahasiswa melakukan aksi unjukrasa di depan Balaikota Sukabumi /Manaf Muhammad/
 
 
MEDIA PAKUAN - Persoalan Pasar Pelita kembali dipertanyakan, kali ini Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Asal Sukabumi (PB HIMASI) menggelar aksi demonstrasi di depan Balai Kota Sukabumi.
 
Mereka mempertanyakan mengenai kelanjutan pasar kebanggaan warga Kota Sukabumi tersebut, Jum'at 5 November 2021.
 
Aksi terbatas yang hanya diikuti belasan mahasiswa ini mempertanyakan sertifikat laik fungsi Pasar Pelita Kota Sukabumi.
 
 
Apalagi sudah hampir sebulan sempat dilakukan penyerahan kunci.
 
"Ini merupakan kritik kami, meskipun tadi meminta jawaban dari Wali Kota tidak ada tanggapan," kata Ketua PB HIMASI Danial Fhadilah di jalan R Syamsudin Kota Sukabumi, Jum'at 5 November 2021.
 
"Intinya dalam pembangunan pasar pelita ini masih menyisakan persoalan, baik dari sertifikat laik fungsi, harga kios yang tidak merata dan pembangunannya," ujarnya.
 
 
Mereka melakukan orasi dengan berbagai gaya dan kreativitas. Berbagai aksi teatrikal dipertontonkan di hadapan umum dengan bumbu kritik terhadap kemajuan perkembangan Pasar Pelita Kota Sukabumi.
 
Demonstran laki laki beraksi dengan tampilan mencolok. Mereka mengenakan kaos dan celana pendek serta sarung yang diselempangkan.
 
Sementara demonstran perempuan mengenakan pakaian tidur atau piyama. Selain itu seluruh demonstran memakai topeng yang berbahas kertas.
 
 
Tujuan mereka sama menunggu kepastian sertifikat laik fungsi Pasar Pelita Kota Sukabumi serta berbagai persoalan di dalamnya.
 
Penantian mahasiswa yang menunggu tanggapan dari Walikota Sukabumi sedari siang pun tidak membuahkan hasil.
 
Mereka pun terpaksa balik kanan karena yang ditunggu tak kunjung datang. Kekecewaan mereka diluapkan dengan menari nari sambil diiringi alunan musik.
 
 
Sekitar 5 menit sebelum membubarkan diri mereka sempat bernyanyi sambil membaca pantun yang mengkritik pemerintah Kota Sukabumi.
 
Sontak aksi tersebut menjadi tontonan pegawai Pemerintah Kota Sukabumi, Kepolisian, dan Satpol PP yang mengawal aksi unjuk rasa.***

Editor: Ahmad R

Sumber: Media Pakuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x