Network
Pertama adalah 'Hub and Hospitality' yang dicirikan dengan tiga ikon Kota Sukabumi yaitu Batik Masagi, Lapang Merdeka, dan Tugu Kusukabumiku.
"Keterkaitan warisan budaya dengan keramahan masyarakat Sukabumi adalah keterikatan yang tidak bisa baik hanya dengan tempat, sebuah monunen, atau hanya sebuah moment. Karena bagi orang Sukabumi adalah aku temen dia, dia kenal sepupuku, dan sepupuku ternyata pacar dari temanku yang lain," seperti yang dideskripsikan Miftah Subarkah yang memenangkan sayembara desain logo tersebut di dalam penjabarannya.
Kedua adalah experience economy yang bermakna ekonomi pengalaman yang menimbulkan kesan. Ini digambarkan dengan kuliner khas Kota Sukabumi yakni kue moci, bubur khas Sukabumi, dan juga pedestrian Jalan Dago.
Baca Juga: Prestasi Kinerja Semakain Baik, Begini Harapan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi
"Segelintir orang mencari-cari kue mochi di Sukabumi pun setiap orang jujur di sukabumi yang terbaik adalah bubur anak muda? Siapa yang tidak sono dengan jajanan pedestrian dago. Setiap kesan rasa yang kaya memiliki sebuah pengalaman dan kenangan pada setiap warga Kota Sukabumi," tulisnya.
Kemudian yang ketiga adalah compact city atau kota yang terintegrasi digambarkan dengan ornamen Senja Sukabumi, Tugu Adipura, dan Taman Urang.
"Sebagai warga Sukabumi integritas kami adalah kenyamanan, keteduhan dan keramahan dimanapun tempatnya. Karena bagi kami, Sukabumi adalah sebuah kota kecil sejuta cinta dan cerita,".
Miftah menjelaskan, logo tersebut sebagai penggambaran sebuah kota yang penuh keceriaan dan keramahan warganya.
"Sebuah logo untuk merayakan keceriaan akan kelahiran tempat tinggal dimana keramahan masyarakat dan keindahan suasana kota ini menjadi satu-satunya surga di garis khatulistiwa bumi ini. menurutku. Semoga demikian untukmu juga," kata Miftah.(Manaf Muhammad)
