MEDIA PAKUAN - Evi Susanti (34) warga Perumahan Umum Permata Indah , Blok W, Desa Bojong Raharja , Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Minggu April 2022 mengucurkan air mata bahagia.
Mengapa tidak ibu dari orangtua bayi siam kini merasa lega kedua anak perempuannya akan segera ditangani pihak medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syamsudin.
Baca Juga: Berhasil Bungkam Manchester City, Liverpool Akhirnya Sukses Amankan Tiket Final Piala FA
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Cetak Hattrick, Manchester United Kembali Perlebar Harapan Finish di Empat Besar
Proses operasi pemisahan Queenetha Zaina dan Queenesha Zahira yang kini memasuki usia 8 bulan dijadwalkan dalam waktu tidak lama lagi.
Apalagi setelah pihak BPJS akan menanggung sebagian besar biaya proses pemisahan kedua anak tersebut.
Sebagian besar alokasi anggaran sebesar Rp1, 6 Miliar akan ditanggung BPJS. Sementara alokasi anggaran yang terkumpul dari sumbangan para donatur turut diserahkan kepada tim medis.
Baca Juga: Menang Tipis, Manchester United Tumbangkan Norwich 3-2: Ronaldo Hattrick
Didampingi suaminya, Abdul Muslih kini telah berada dirumah singgah di Kota Bandung Jawa Barat.
" Mudah-mudahan tidak lama lagi proses pemisahan akan segera terealisasi, "kata Evi Susanti.
Seperti sebelumnya diberitakan Mediapakuan bayi perempuan kembar siam asal Kabupaten Sukabumi itu sangat membutunkan biaya operasi.
Baca Juga: Lirik Lagu ' Lily' di Balik Kisah Mistik Alan Walker, K-391 dan Emelie Hollow
Dari informasi dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung proses pemisahan bayi kembar siam melalui meja operasi membutuhkan biaya yang begitu besar.
Sementara kedua orang tuanya hanya berprofesi buruh. Sehingga sangat sulit untuk memenuhi biaya pemisahan.
" Tapi beruntung banyak dermawan yang memberikan dukungan bantuan. Sehingga alokasi biaya operasi terkumpul hingga mencapai Rp300 juta, "katanya.
Baca Juga: Kisah Lagu 'Lily' yang Fenomenal di Tahun 2018, Mengandung Mistis, Sihir dan Dajjal
Sebenarnya, kata Evi Susanti pihak RSHS telah menjadwalkan proses pemisahan dapat segera dilakukan paling lambat, Februari 2022 lalu. Namun seiring waktu, langkah tersebut tidak berjalan semestinya.
Pasutri itu mengaku karena biaya yang dibutuhkan sangat besar, upaya pemisahan diurungkannya.
"Bayi kami dalam kondisi sehat. Namun terbentur anggaran yang sangat besar proses pemisahan urung dilakukan"kata Evi.
Evi mengatakan biaya yang dibutuhkan dengan taksiran sekitar Rp 1,6 miliar. Biaya ini dari rincian yang dikeluarkan pihak rumah sakit sampai pasca operasi.
"Sebenarnya, kami dapat informasi pihak RSHS sudah melakukan penggalangan di apliaksi sosial KitaBisa, namun baru terkumpul sekitar Rp 300 juta,"katanya.
Namun kini, kata Evi Susanti, BPJS akan membantu memenuhi seluruh biaya operasiona. Terutama mengcover biaya operasional yang terbilang tidak sedikit.
" Bantuan donatur yang terkumpul akan diserahkan seluruhnya kepada pihak rumah sakit. Sedangkan sisanya, dicover BPJS,"katanya.
Pendiri Sahabat Kristiawan Peduli (SKP) Kristiawan Saputra memberikan apresiasi langkah mulia yang dilakukan pemerintah melalui BPJS.
"Kami sangat memberikan apresiasi. Ini kabar gembira bagi orangtua, " katanya.
Baca Juga: Amerika Ragukan Kesehatan Mental Zelensky, Terkait Rusia Gunakan Nuklir: Dikritisi Para Netizen
Dia membenarkan proses pemisahan bayi. Kembar siam sangat membutuhkan uluran tangan pada donatur.
"Beruntung pemerintah turun tangan turut membantu biaya operasi, " katanya.***