Nikita Sergeyevich Khrushche Seorang Tokoh Komunis Yang Hitam Putih

13 Agustus 2020, 14:58 WIB
Nikita Sergeyevich Khrushche dan Ir. Sukarno /Arsip /

 

MEDIA PAKUAN-Nikita Sergeyevich Khrushche adalah politikus yang pernah memimpin Uni Soviet pada masa-masa awal Perang Dingin.

Ia menjabat sebagai Sekretaris Pertama Partai Komunis Uni Soviet pada tahun 1953–1964 dan Ketua Dewan Menteri Uni Soviet (sering disebut Perdana Menteri) pada tahun 1958–1964.

Baca Juga: Helikopter AU AS Ditembak Saat Latihan, Seorang Kru Terluka

Khrushchev lahir pada tahun 1894 di Kalinovka, desa yang kini letaknya tak jauh dari perbatasan Rusia dan Ukraina. Pada masa mudanya, ia bekerja sebagai buruh di pabrik logam, lalu menjadi komisar politik saat Perang Saudara berkecamuk.

Dengan bantuan Lazar Kaganovich, ia berupaya menggapai puncak hierarki politik Soviet. Ia mendukung program pembersihan massal yang dilakukan Josef Stalin dan menyetujui ribuan penangkapan. 

Baca Juga: (Video) Sudah Tiga Hari, Petugas Pencarian Belum Temukan Jasaf Santri Al Amin Cicurug Sukabumi

Pada tahun 1938, Stalin mempercayakan kepemimpinan Ukraina kepada Khrushchev dan ia melanjutkan program pembersihan massal di tempat barunya itu.

Pada usia 30 tahun, di bawah represi Stalin, ia menjadi sekretaris pertama Komite Sentral Partai Komunis Ukraina. Tidak terlihat adanya tanda-tanda liberalisme; sebaliknya, ia dengan dingin menyingkirkan mereka yang dianggap musuh rakyat. Secara umum, ia patuh pada Stalin ketika Stalin masih hidup.

Baca Juga: Manisan Belingbing wuluh dari Biasa Menjadi Luar Biasa , Nilai Ekonomi Tinggi

Khrushchev merupakan tokoh dan pemimpin yang menonjol. Di bawah Brezhnev, ia mendapat stigma karena paham voluntarismenya. Namun, orang seperti Khrushchev dibutuhkan untuk membangunkan negara.

Ia selalu memiliki gagasan-gagasan baru, seperti kampanye Tanah Perawan. Kemudian, ia mengeluarkan instruksi untuk menanami seluruh Soviet dengan jagung. Gagasan ini tidak masuk akal, orang harus menanam jagung bahkan di Karelia, wilayah utara tempat yang jelas-jelas tidak memungkinkan sebonggol jagung bisa tumbuh. Khrushchev juga mengancam akan menyerang Inggris dan Prancis. 

Baca Juga: Manisan Belingbing wuluh dari Biasa Menjadi Luar Biasa , Nilai Ekonomi Tinggi

Segalanya dapat dilakukan oleh Khrushchev. Di satu sisi, tahanan politik dibebaskan, sementara di sisi lain, tank-tank dikerahkan untuk meredakan pemberontakan Hungaria. Di satu sisi, Solzhenitsyn yang menentangnya boleh diterbitkan, sementara di sisi lain, tembakan dilakukan ke arah demonstrasi damai di Novocherkassk.

Berbeda dengan Stalin, Khrushchev sama sekali bukan seorang yang monumental. Ia hidup sederhana, bahkan tinggal di rumahnya sendiri. Laki-laki berperawakan gemuk dan berkepala botak ini sangat gesit. Dengan hidung dan telinga yang besar, ia tampak seperti seorang petani atau penjaga toko anggur. Khrushchev juga selalu menggerakkan tangan. Di pesta koktail, ia terlalu banyak melambaikan gelasnya hingga cognac yang ada di dalamnya pun menari-nari.

Baca Juga: Kyiv fouders Monumen Menjadi Simbol Mitos Keabadian dan Kejayaan

Saat meninggal, Khrushchev dikuburkan di permakaman Novodevichy di Moskow. Pada makamnya berdiri sebuah monumen karya pemahat terkenal Ernst Neizvestny, yang, kebetulan adalah orang terakhir yang dimarahi oleh Khrushchev dengan kata-kata terakhirnya. Tetapi sebelum akhir hidupnya, ia menulis surat wasiat yang meminta Neizvestny membuat monumen tersebut. Monumen ini menunjukkan sebuah pikiran di dalam sosok yang hitam putih. Kita tidak mungkin menggambarkan Khrushchev dengan satu warna. Ia adalah orang yang terlalu ‘bewarna’.***

Editor: Ahmad R

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler