Menjadi Atlet ESports Profesional di Butuhkan Skill dan Jaringan Internet

- 27 Agustus 2020, 17:15 WIB
/

MEDIA PAKUAN - Sebagian orang tentu sedikit asing dengan olah raga satu ini.

Ada satu mindset yang salah dari para orang-orang yang ingin menjadi atlet eSports profesional.

Baca Juga: Cegah Terpapar Covid-19, Ratusan PNS dan Pejabat Sukabumi di Ambil Swab.

Banyak orang-orang yang mencoba menekan sentimen negatif esports dengan menyamakannya ke olahraga.

Tidak sedikit juga orang-orang yang bahkan mencoba melepaskan korelasi antara game dan esports untuk tujuan tadi.

Baca Juga: Siomay Priangan dan Siomay Tiongkok Sama tapi Tak Serupa

Meski faktanya ekosistem esports akan selalu masuk dalam lingkup industri game.Esports juga lebih mirip dengan olahraga .

Yang lebih bersifat sosial ketimbang game secara umum — mengingat sebagian besar game dapat dinikmati seorang diri (singleplayer).

Baca Juga: Mengapa Wanita Mudah Stres di Bandingkan Pria

 Baca Juga: Mengenal Jamur Alam Yang beracun

Seperti The Outer Worlds, Skyrim, The Witcher 3, ataupun Final Fantasy 7 Remake misalnya.

Di game-game non-esports, bahkan di game-game multiplayer sekalipun.

Anda tetap bisa menikmati permainannya tanpa berinteraksi dengan pemain lainnya.

Baca Juga: Pasca Dikosongkan, Gunung Batu Nyalindung Sukabumi Bak Kampung Hantu

Seperti di Monster Hunter: World, Borderlands 3, GTA V, RDR2, Animal Crossing: New Horizons dan kawan-kawannya.

Di esports, infrastruktur dasar utama yang dibutuhkan adalah jaringan internet (selain game dan publisher-nya tadi).

Faktanya, tanpa koneksi internet, esports tak bisa berjalan.

Baca Juga: Segera Cek ATM, BLT Bagi Pegawai Bergaji di Bawah Rp5 Juta Sudah Cair

Tanpa koneksi internet yang mumpuni, esports juga tidak akan berkembang pesat.

Setidaknya tidak akan pernah menyamai capaian yang ada di negara-negara kiblat esports seperti Amerika Serikat,

Korea Selatan, Tiongkok, ataupun beberapa negara Eropa.

Baca Juga: Data BMKG Hari Ini, Hotspot di Provinsi Riau Bertambah

Sayangnya, melihat fokusnya yang lebih seputar moralitas dan agama, membiarkan monopoli, dan mengacuhkan pemerataan.

Mungkin perkembangan esports Indonesia tak akan cukup jauh selama hal-hal tersebut belum dibenahi.***

Editor: Ahmad R

Sumber: Sportfeat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah