Sejarah Wayang Tertua Indonesia , Dalam rangka Peringatan Hari Wayang Nasional 7 November 2020

- 7 November 2020, 08:48 WIB
Wayang beber tertua di pacitan
Wayang beber tertua di pacitan /Ig wayang pacitan/

MEDIA PAKUAN - Wayang beber adalah wayang tertua di indonesia, cara memainkanya wayang tersebut berupa lembaran kertas atau kain bergambar dengan stilisasi wayang (kulit) disertai narasi oleh seorang dalang.

Dulu wayang ini di mainkan penduduk Desa Karang Talun, Kelurahan Kedompol, Kecamatan Donorojo, Pacitan, Jawa Timur. dan, di Desa Gelaran, Kelurahan Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo (Wonosari), Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Juga: Alasan dibalik 7 November ditetapkan sebagai hari Wayang Nasional

Konon katanya wayang ini hadiah dari Raja Brawijaya dan wayang beber disimpan dan dilestarikan oleh Mbah Mardi.

Berikut perkembangan wayang beber dari masa kerjaan sampai kemerdekaan

1223 M: Pada zaman Kerajaan Jenggala, wayang beber merupakan gambar-gambar pada daun siwalan atau lontar.

Baca Juga: Belum Tahu Jenis-jenis Wayang? Inilah Beberapa Diantaranya!

1244 M: Wayang Beber mulai digambar di atas kertas yang terbuat dari kayu dengan penambahan berbagai ornamen. Ini bertepatan dengan pemindahan keraton Kerajaan Jenggala ke Pajajaran.

Kertas tersebut dinamakan dlancang gedog dengan warna kekuningan. Pada masa ini, wayang beber masih disebut wayang purwa dengan pewarnaan hitam dan putih.

1316 M: Pada Zaman Kerajaan Majapahit dipimpin oleh Jaka Susuruh, kertas wayang mulai dipasangi tongkat kayu pada setiap ujungnya. Tongkat ini mempermudah penggulungan dan penyimpanan

Baca Juga: Perkembangan Seni Wayang Golek di Indonesia , di Peringati Hari Wayang Nasional 7 November 2020

Lebih nyaman untuk dipegang, dibuka, dan dipajang ketika pementasan. Pada masa ini, nama wayang beber mulai digunakan.

1378 M: Raja Brawijaya V meminta Raden Sungging Prabangkara (anak ketujuh) untuk menciptakan wayang beber purwa baru.

Dalam perkembangannya, terdapat tiga set cerita dengan pewarnaan yang lebih beragam dan penggambaran yang kentara antara raja dan punggawa. Ketiga cerita tersebut adalah Panji di Jenggala, Jaka Karebet di Majapahit, dan Damarwulan.

Baca Juga: Memperingati Hari Wayang Nasional, Inilah 5 Dalang Wayang yang Terkenal di Indonesia

1518 M: Pada masa kejayaan Kesultanan Demak, wayang beber berubah. Wayang beber dimodifikasi menjadi ilustrasi manusia dan hewan yang dibuat miring.

Pada perkembangannya, para wali membuat wayang purwa yang terbuat dari kulit seperti yang dikenal hingga sekarang.

Modifikasi ini disebabkan oleh ketidaksesuaian dengan hukum fikih, yaitu penggunaan lukisan karakter yang sama dengan bentuk asli. Selanjutnya, wayang kulit ini yang digunakan para wali untuk mendakwahkan Islam.

Baca Juga: Fakta Unik! Hari Wayang Nasional, Inilah Jenis-jenis Wayang yang Berkembang di Indonesia

Sunan Bonang membuat Wayang Beber Gedog dengan kisah Panji Asmorobangun dan Dewi Sekartaji.

1690 M: Wayang beber diciptakan lagi ketika Kerajaan Kartasura dipimpin oleh Mangkurat II. Lakon yang dimainkan adalah Joko Kembang Kuning.

1735 M: Dibuatlah kisah Joko Kembang Kuning dan Remeng Mangunjaya pada kepemimpinan Raja Pakubuwana II di Kartasura. Pada masa ini Wayang beber mulai terpecah setelah peristiwa pemberontakan Cina

Keluarga kerajaan mengungsi dengan membawa serta seluruh perlengkapan wayang beber, sebagian ke Gunungkidul, Wonosari, sebagian lain ke Karangtalun, Pacitan.***

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah