Selamat Hari Wayang UNESCO Akui Wayang Warisan Mahakarya Dunia Berasal dari Indonesia

- 7 November 2020, 07:04 WIB
Gambar wayang purwa
Gambar wayang purwa /Istagram/


MEDIA PAKUAN - Wayang merupakan seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat terutama di Pulau Jawa dan Bali.

Baca Juga: Wayang Sukuraga Ikon Sukabumi Menampilkan Pesan Moral Kekinian

Pertunjukan wayang juga populer di beberapa daerah seperti Sumatra dan Semenanjung Malaya.

Pada 7 November 2003 UNESCO lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor dari Indonesia.

Warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Baca Juga: Hari Ini Sabtu, 7 November 2020 Hari Wayang Nasional Sebagai Jati Diri Bangsa

Untuk itulah UNESCO memasukannya ke dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia pada tahun 2003 lalu.

Pertunjukan bayangan Wayang di Indonesia memiliki gaya tutur dan keunikan tersendiri. Diperkirakan seni pertunjukan ini dibawa masuk oleh pedagang India.

Namun kegeniusan lokal dan kebudayaan yang ada sebelum masuknya Hindu menyatu dengan perkembangan seni pertunjukan yang masuk memberi warna tersendiri pada seni pertunjukan wayang di Indonesia.

Baca Juga: Perkembangan Seni Wayang Golek di Indonesia , di Peringati Hari Wayang Nasional 7 November 2020

Sampai saat ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukan wayang berasal dari Prasasti Balitung pada Abad ke 4 yang berbunyi si Galigi mawayang.

Ketika agama Islam masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Islam oleh para Wali, atau yang lebih dikenal Wali Songo.

Meski pertunjukan wayang ini menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata, tetapi isi dalam dialognya diselipkan ajaran Islam.

Baca Juga: Tujuh Bintang Korea yang Kuat Menantang Cahaya Kamera Berikut Namanya

Para Wali Songo di Jawa sudah membagi wayang menjadi tiga, yakni Wayang Kulit di timur, wayang wong di Jawa Tengah dan wayang golek di Jawa Barat.

Raden Patah dan Sunan Kali Jaga yang berjasa besar mengembangkan seni wayang tersebut. Bahkan para Wali membuat sebuah ungkapan yang mendalam tentang filosofi Wayang.

Kurang lebih ungkapan tersebut seperti ini, carilah wayang di Jawa Barat, golek ono dalam bahasa jawi, sampai ketemu wongnya isinya yang di tengah.

Baca Juga: Fantastik! Produksi Daihatsu di Jepang Tembus 30 Juta Unit

Jangan hanya ketemu kulitnya saja di Timur di wetan wiwitan.

Mencari jati diri itu di Barat atau Kulon atau kula yang ada di dalam dada hati manusia.

Maksud para Wali tersebut sangat luhur dan tinggi filosofinya.  

Wayang itu tulen dari Jawa asli, pakeliran itu artinya pasangan antara bayang bayang dan barang aslinya, Seperti dua kalimah syahadat.

Baca Juga: Usai Shalat Jumat, Mushola Desa Sasagaran, Kecamatan Kebonpedes Sukabumi Roboh

Adapun Tuhan masyrik wal maghrib itu harus diterjemahkan ke dalam bahasa jawa dulu yang artinya wetan kawitan dan kulon atau kula atau saya yang ada di dalam.

Carilah tuhan yang kawitan pertama dan yang ada di dalam hati manusia.

Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukan yang menampilkan 'Tuhan' atau 'Dewa' dalam wujud manusia dilarang

Baca Juga: Inilah 5 Tips Sehat agar Badan Terasa Bugar meski hanya Tidur Sebentar

Munculah boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi, di mana saat pertunjukan yang ditonton hanyalah bayangannya saja.

Wayang inilah yang sekarang kita kenal sebagai wayang kulit Untuk menyebarkan Islam.

Itulah sekilas penjelasan wayang yang merupakan warisan mahakarya dunia yang lahir dari Indonesia.***

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x