Pandemi Covid 19 Dianggap Tidak Lebih Baik dari Krisis 1998. Rizal Ramli : Jadi Ini Akan Lebih Sulit

- 21 Oktober 2020, 11:40 WIB
Ekonom Senior, Rizal Ramli*/instagram/rizalramli.official
Ekonom Senior, Rizal Ramli*/instagram/rizalramli.official /



MEDIA PAKUAN - Perekonomi Indonesia ditengah situasi pandemi Covid 19 tidak lebih baik dari kondisi krisis 1998.

Demikian dikatakan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, Rabu 21 Oktober 2020.

Ia menerangkan bahwa, ada 44 perusahaan asuransi sekuritas yang saat ini gagal bayar. Hingga akhirnya berdampak secara signifikan pada ekonomi.

"Ini ibarat petinju kena pukulan langsung goyang. Jadi, ini akan lebih sulit, karena pemerintah tidak efektif. Dan ini grafiknya seperti huruf 'W' anjloknya bisa lama," kata Rizal.

Baca Juga: 5 Fakta Menyedihkan Artis & Idol Korea yang Tersembunyi di Balik Karier Mereka

Oleh karena itu, dia menyarankan agar pemerintah tidak membuat anggaran bagi sejumlah proyek pembangunan dan lebih baik untuk ditunda, seperti proyek infrastruktur jalan juga program-program lain yang malah diminta untuk dipercepat belakangan ini.

Menurut pengamatannya, dari sejumlah realokasi yang dilakukan kementerian dan lembaga, ada beberapa bagian yang tidak tepat pemanfaatannya.

Menurutnya, pemerintah seharusnya menghentikan pekerjaan-pekerjaan besar terlebih dahulu, seperti pada saat krisis tahun 1998 lalu.

Baca Juga: Bermukim Lama Nasa Pilih Nokia Buat Jaringan Seluler Pertama di Bulan

Dengan begitu, untuk menangani Pandemi Covid-19, pemerintah akan memiliki dana yang cukup.

"Jadi kita tidak profit dan malah negatif. Karena tidak ada menteri di kabinet Jokowi yang punya pengalaman, yang ada tuh skandal-skandal. Ditambah bunga hutang kita yang besar," jelasnya.

Rizal menilai, disaat pandemi pemerintah seharusnya memprioritaskan tiga hal.

Pertama, penanganan Covid-19 dari sisi kesehatan. Ia menyebut penanganan ini setidaknya membutuhkan anggaran sebesar Rp300 triliun.

Baca Juga: Indahnya Sungai Cikukulu Tempat Wisata Baru di Ciracap Sukabumi

"Jadi hajar habis-habisan. Agar ekonomi kita bisa pulih," ujarnya.

Kemudian, yang kedua adalah pemberian bantuan kepada masyarakat yang berada di kelas ekonomi bawah. Menurut Rizal, untuk menghidupi rakyat selama enam bulan ke depan, pemerintah setidaknya membutuhkan anggaran sebesar Rp300 triliun.

Ketiga, pemerintah harus serius meningkatkan produksi pangan. Rizal mengatakan program ini membutuhkan anggaran sebesar Rp200 triliun, lebih kecil dari fokus lainnya.

"Jadi ini bisa efektif," ucapnya.

Untuk itu, ekonom senior ini menyatakan bahwa pandemi Covid-19 bukanlah penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Juga: 5 Selebritas Dunia yang Berzodiak Libra, Pemilik Libra Memang terlahir untuk menjadi Terkenal

Adanya kondisi negatif ekonomi negara terjadi karena tata kelola yang kurang tepat dari tim ekonomi pemerintah.

"Karena infrastruktur itu tidak langsung terkait dengan kegiatan rakyat, misalnya di Papua dan Kalimantan. Sudah gitu bayarnya pakai hutang malah jadi beban," paparnya.

"Jadi pemerintah harus membedakan cara memperbaiki ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.***

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x