Jalani Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac, Relawan ini Malah Sering Terserang Kantuk Berat

- 15 Oktober 2020, 13:46 WIB
Ilustrasi calon vaksin Covid-19
Ilustrasi calon vaksin Covid-19 /ckstockphoto / Pixabay

MEDIA PAKUAN - Uji klinis fase III Vaksin Covid-19 dari Sinovac hingga kini masih terus berjalan.

Proses uji klinis yang dimulai sejak 11 Agustus 2020 ini akan diuji terhadap lebih dari 1.600 orang relawan.
 
Calon relawan akan ditentukan melalui beberapa tahapan guna menentukan imunogenitas serta efikasi untuk mengukur kemampuan seseorang mendapatkan vaksin Covid-19 agar terhindar dari Covid-19.

Baca Juga: Hutang Indonesia Masuk Daftar Terbesar di Dunia. Sri Mulyani Beberkan Riwayatnya

Seperti halnya Simon Sanjaya, seorang relawan uji klinis vaksin Covid-19.

Sebelum ditetapkan menjadi relawan, dia harus terlebih dahulu melewati serangkaian pemeriksaan.

Demikian dilansir dari PRFMNews dalam artikelnya berjudul "Cerita Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19: Tangan Pegal Setelah Disuntik dan Jadi Mudah Ngantuk"

Salah satu tahapan yang harus dijalani Simon Sajaya adalah test swab. Dalam uji kesehatan tersebut Simon dinyatakan negatif. Setelah itu, Ia menjalani vaksinasi pertama pada 4 September lalu.

Baca Juga: CPNS 2021 akan Segera Dibuka, Berikut Persyaratan yang Harus Dilengkapi

"Kemudian dua minggu selanjutnya disuntik dosis kedua, terus dua minggu keduanya di ambil darah," ucap Simon saat on air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Kamis 15 Otkober 2020.

Simon mengungkapkan setelah penyuntikan pertama, semula dia hanya merasakan rasa pegal saja di bagian tangannya.

Namun selang satu hari kemudian, Simon merasakan hal lain yakni tubuhnya serasa mudah terserang kantuk.

Baca Juga: Ayo Daftar! Kemendikbud Membuka Seleksi Guru Penggerak Angkatan ke II

"Kan disuntik hari Jumat. Hari Sabtu karena saya banyak kegiatan jadi mungkin ga dirasa (pegalnya)," kata Simon.

"Hari Minggunya saat saya sedang santai nonton TV, malah ketiduran. Bangun sebentar nonton eh ketiduran lagi, jadi sepanjang hari itu banyak tidurnya karena gampang ngantuk," bebernya.

Kata Simon, dia bekali thermometer oleh tim penguji. Dia diwajibkan memeriksa suhu tubuh setiap hari dan mencatatnya dalam kartu jurnal yang diberikan.

Baca Juga: Celotehan Marrisa Haque di Medsos Sebut UU Cipta Kerja Merupakan Kejahatan Terorganisir

Selama pemeriksaan suhu tubuh, Simon mengku panas suhu tubuhnya relatif normal di angka 35,5 derajat celcius.

Jika pada penyuntikan pertama, rasa pegal yang dia rasakan hanya berlangsung sekitar 30 menit.

Namun berbeda pada penyuntikan kedua, rasa pegal pada tanggannya terasa hingga selama dua hari.

Baca Juga: BLACKPINK: Light Up The Sky Ungkap Masa Lalu Sulit Para Member Begini Ceritanya

"Iya pegalnya dua hari, tapi ngantuknya engga ada, saya sepanjang dua minggu biasa saja," ujarnya.

Simon sendiri sudah diambil darah oleh tim penguji pada 13 Oktober kemarin. Kini Ia akan dipantau kesehatannya oleh tim penguji hingga bulan Maret mendatang.

"Nanti katanya Desember mungkin ada undangan lagi, tapi hanya untuk acara dengan BPOM, tapi kalau ambil darah itu Maret 2021," imbuhnya.*** (Rifki Abdul Fahmi)

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: PRFM


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah