Network
MEDIA PAKUAN - Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Ida Fauziah, menyampaikan bahwa sejak awal 2020 sudah diadakan dialog mengenai RUU Cipta Kerja baik secara formal maupun informal.
Diketahui, berbagai aspirasi yang disampaikan oleh berbagai kalangan masyarakat sudah diterima, didengar dan sudah dipahami oleh pihaknya. Kemudian ia memaparkan dalam hal ini juga untuk melindungi yang sudah bekerja dan yang belum bekerja.
"Saya berupaya mencari titik keseimbangan. Antara melindungi yang telah bekerja dan memberi
kesempatan kerja pada jutaan orang yang masih menganggur, yang tak punya penghasilan dan kebanggan, tidak mudah memang, tapi kami perjuangkan sebaik-baiknya" tulis Ida di surat terbuka Menaker, yang diposting di halaman Instagram KEMENAKER pada 5 Oktober 2020.
Baca Juga: Pemerintah seakan 'Dableg' Omnibus Law disahkan, Inilah Poin-poin yang di Soroti Buruh
Ida paham betul banyak kekecewaan yang didapatkan sebagian kalangan, namun dalam hal ini Ia memikirkan keseimbangan di antara dua pihak. Karena hal demikian ia meminta semua kalangan untuk mempertimbangkan ulang terkait mogok itu.
"Pertimbangkan ulang rencana mogok itu, Bacalah secara utuh RUU Cipta kerja ini. banyak sekali aspirasi teman-teman yang kami akomodir. Soal PKWT, outsourching, syarat PHK, itu semua masih mengacu pada UU lama. Soal upah juga masih diakomodir adanya UMK, jika teman-teman ingin 100% diakomodir, itu tidak mungkin. Namun lihatlah hasilnya. Akan terlihat bahwa keberpihakan kami terang benderang" terangnya dalam halaman Instagram @kemnaker.
Ida menambahkan, dikarenakan hal itu sudah banyak yang diakomodir, maka mogok menjadi tidak relevan, dan lupa rencana itu karena jika tetap dilakukan pun banyak resiko yang akan diterima mengingat saat ini masih dalam masa pandemi di tanah air.
Baca Juga: Satpol PP Tangerang Menggerebek Hotel yang Sediakan Jasa PSK
Ida juga mengajak semua masyarakat untuk duduk baeng bersama keluarga, karena ia menunggu kehadiran masyarakat di meja dialog bukan di jalanan.
