Network
MEDIA PAKUAN - Gibran Rakabuming kembali menjadi sorotan publik usai kabar yang beredar terkait pendidikan yang ternyata palsu.
Salah seorang pegiat media sosial dengan akun X @DokterTifa membeberkkan hasil pengamatannya terkait kelas vokasi yang diduga diambil Gibran di Insearch UTS.
Gibran Rakabuming di duga menggunakan ijazah palsu untuk klaim pendidikan S1 di Australia.
Menurut dokter tifa, anak presiden Jokowi hanya menjalankan kursus vokasi yang setara dengan D1.
Isu ini juga sempat ramai dibicarakan pada 2022 lalu, di mana Gibran kemudian menggapinya dengan seloroh santai. "Beli di Shopee dapat cashback dan free ongkir," kata Gibran melalui lewat akun Twitter (X) miliknya, @gibran_tweet.
Baca Juga: Wajib Dibawa Saat Bepergian, 3 Produk Skincare Harus Tersimpan Didalam Tas Kecilmu
Menanggapi isu yang beredar, pengamat politik Rocky Gerung pun ikut buka suara.
"Orang dengan IQ bagus tapi nongkrong doang gak bisa, bikin kalimat satu pun gak bisa, bagaimana mau memimpin publik?" ucapnya.
Rocky menilai, isu ijazah palsu bacawapres itu muncul sebagai bentuk verifikasi netizen terhadap hasil survei intelektualitas para bacawapres yang dilakukan oleh Indo Baremeter.
"Itu justru umpan yang buruk kan di bidang tinggi intelektualnya. Netizen mulai meragukan, netizen mulai melakukan verifikasi sendiri kan," tuturnya.
"Kan nanti akan ada perdebatan lagi tuh. Di dalam konteks perdebatan itu muncul problem Gibran, lalu orang ngambil satu paket 'Oh ternyata benar tuh, itu satu paket cara berbohongnya.' Kan ini merendahkan lagi cara kita menghargai tokoh-tokoh yang sudah dinyatakan lolos sebagai calon presiden walaupun masih ada ganjalan di MK segala macam," kata Rocky Gerung.
Soal keaslian ijazah, menurut Rocky, ini sudah sering terdengar dari tahun lalu. Kata dia, banyak yang mau jadi doktor karena tergiur melihat sebuah majalah bernama majalah The Economist. Yang memajang iklan bagi mahasiswa yang mau jadi doktor dengan biaya murah.
Baca Juga: Link Live Streaming Bank Jatim VS Barata Muda pada Livoli Divisi Utama 2023, Penentuan :Sekarang di Moji
“Biasanya iklan abal-abal. Ijazahnya beli di supermarket. Banyak orang Indonesia ke sana,” ungkapnya.
"Sering kita bilang 'Ya lu pergi ke Amerika, belajar ke Amerika dapat doktor karena doktornya dibeli di supermarket ijazahnya. Kan itu dengan mudah orang," ujarnya.
"Kita tidak tahu apakah dia (Gibran) masuk di dalam konteks yang sama. Kita tidak menduga itu,” ujarnya.
“Yang kita ingin duga, kenapa intelektualitas itu tiba-tiba dimunculkan,” imbuhnya.
