“Salah satu kebaikan itu adalah program kemandirian pesantren. Bagaimana pesantren mengelola perekonomian yang berdampak luas perlu mendapatkan apresiasi lebih dari masyarakat,” ujarnya di hadapan puluhan pegiat media Islam dan pesantren.
Pria yang akrab disapa dengan nama Kang Dhani itu juga menyampaikan perlunya publikasi lebih masif mengenai Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kemenag.
Menurutnya, program tersebut menunjukkan bahwa santri tidak hanya belajar ilmu agama, melainkan pengetahuan umum lainnya.
“Kalau selama ini masyarakat menilai santri tidak paham keilmuan umum, itu salah. Sebab ada 1000 lebih lulusan PBSB yang berhasil menjadi dokter,” terangnya.
Terkait hal ini, pihaknya menuturkan akan melibatkan madrasah dan perguruan tinggi dalam peringatan Hari Santri tahun 2023 supaya mendapatkan atensi lebih luas dari masyarakat.
“Getaran Hari Santri 2023 harus lebih besar dirasakan masyarakat luas. Pesantren yang biasanya dapat image buruk harus kita bantah dengan menampilkan prestasi-prestasinya,” tegas guru besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu.
Pada momen yang sama, Plt Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono berharap peringatan Hari Santri ini dapat memberikan pengaruh besar, di antaranya penerimaan publik secara lebih luas.
Waryono menyebut, selama ini pesantren telah berjasa merawat keragaman bangsa, khususnya di tahun politik yang rawan perpecahan seperti saat ini.