"Hanya saja, kekeringan tidak seintensitas Agustus hingga September. Relatif ada hujan ringan,"katanya
Terkait mengenai informasi IOD Positif, kata Dwikorita merupakan fenomena penyimpangan suhu muka laut di Samudra Hindia yang menyebabkan berubahnya pergerakan atmosfer atau pergerakan masa udara.
Dia mengatakan saat IOD positif, suhu muka laut di Samudra Hindia bagian barat menghangat. Sedangkan di bagian timur mendingin.
Sementara El Nino, kata Dwikorita merupakan fenomena anomali kenaikan suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur.
Potensi tersebut akibat bergesernya potensi pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudra Pasifik Tengah dan Timur.
Kedua fenomenaibi, kata Dwikorita, membuat musim kemarau di Indonesia lebih kering dibandingkan musim kemarau tahun 2020, 2021, dan 2022.
Di mana BMKG merilis, hasil monitoring hingga pertengahan Juli 2023 menunjukkan, 63 persen dari zona musim telah memasuki musim kemarau
Dari pemantauan BMKG, kata dia, hampur 10 hari terakhir Juli 2023, indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan nilai sebesar positif 1,14. Sehingga mengindikasikan intensitas El Nino terus menguat, sejak awal Juli.