“Kemudian terbang ke Malaysia dan menginap di penampungan sekitar satu bulan. Kemudian diberangkat ke Suriah, setelah transit di Qatar,” tutur Didik.
Tiba di negara konflik, selama 5 tahun di suriah korban SN bekerja dimajikan pertama hanya beberapa hari, kemudian berganti majikan lainnya.
Bahkan demi menghindari peperangan, SN bersama keluarga majikannya, mengungsi ke pegunungan yang dirasa lebih aman. Selama bekerja di Suriah, rasa takut setiap hari menghinggapi SN.
Selain mendapatkan perlakuan kasar, tidak menerima upah sesuai yang dijanjikan, serta selalu mendengar suara tembakan maupun ledakan bom.
Hingga akhirnya pada 2021 korban SN bisa pulang ke Indonesia dan kembali berkumpul bersama keluarganya. Namun rasa trauma masih menghantui SN.***