Viral Udara Dingin di Kota dan Kabupaten di Jawa, BMKG: Bukan Fenomena Aphelion

- 3 Juni 2022, 16:47 WIB
Ilustrasi cuaca dingin. BMKG jelaskan bukan aphelion penyebab udara dingin pada malam hari akhir-akhir ini.
Ilustrasi cuaca dingin. BMKG jelaskan bukan aphelion penyebab udara dingin pada malam hari akhir-akhir ini. /Pixabay.com/Lorri Lang/


MEDIA PAKUAN - Dalam beberapa hari terakhir, udara dingin di malam hari di Pulau Jawa sempat menghebohkan dunia maya di Tanah Air.

Bagaimana tidak, pasalnya Indonesia saat ini sedang memasuki musim kemarau. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
menjelaskan bahwa kejadian itu bukanlah fenomena aphelion.
 

Fenomena aphelion adalah waktu ketika orbit dari sebuah planet, komet, atau benda langit lainnya berada di titik paling jauh dari Matahari.

Fenomena suhu udara dingin tersebut merupakan fenomena alamiah yang pada dasarnya terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau, yakni bulan Juli-September.

Menurut laporan, saat ini wilayah dari Pulau jawa sampai Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang menuju periode puncak musim kemarau.
 
Baca Juga: Lowongan Kerja PT Matahari Departement Store Juni 2022, Buka 4 Formasi Kosong dengan Minimal Lulusan SMA SMK

Oleh sebab itulah, saat periode ini tiba ditandai dengan pergerakan angin dari arah timur yang berasal dari Benua Australia.

Deputi BMKG, Herizal mengatakan bahwa saat pola tekanan udara relatif tinggi di Australia, dapat menyebabkan pergerakan massa udara menuju Indonesia yang dikenal dengan istilah Monsun Dingin Australia.

Menurut dia, angin monsun Australia yang bertiup menuju Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin.
 
 
"Menyebabkan suhu di wilayah Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Yaitu, Pulau Jawa, Bali, dan Nusa
Tenggara) terasa lebih dingin," dilansir dari situs resmi BMKG pada Jumat, 3 Juni.

Dampak lain yang dirasakan adalah berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara dan memengaruhkan suhu yang dingin di malam hari.
 
Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN PT Indofarma Juni 2022, Membuka 1 Formasi Kosong dengan Minimal Lulusan D3 Saja

"Tak hanya itu, langit yang cenderung bersih awannya (clear sky), akan menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar,".

"Sehingga kemudian membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari" lanjutnya.
 
 
 
Baca Juga: Atalia Praratya dan Keluarga Ikhlaskan Emmeril Kahn Mumtadz, Citra Kirana Ikut Terenyuh dan Tulis Doa Khusus

Lebih lanjut Herizal menjelaskan bahwa fenomena aphelion memang hampir sama dengan kejadian ini, dengan posisi matahari yang berada pada titik terjauh dari bumi.

Akan tetapi, fenomena aphelion tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer permukaan.***



Editor: Ahmad R

Sumber: PMJ News


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah