Awan Cumulonimbus Berpotensi Muncul di Musim Pancaroba Ini, BMKG: Awas Cuaca Ekstrem!

- 23 September 2021, 14:34 WIB
Awan Cumulonimbus Berpotensi Muncul di Musim Pancaroba Ini, BMKG: Awas Cuaca Ekstrem!
Awan Cumulonimbus Berpotensi Muncul di Musim Pancaroba Ini, BMKG: Awas Cuaca Ekstrem! /Freepik @brgfx/
MEDIA PAKUAN - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi saat ini sedang dalam peralihan cuaca musim kemarau menjadi hujan atau yang disebut masa pancaroba.
 
Maka BMKG mengimbau masyarakat untuk mewanti wanti akan berpotensi terjadinya cuaca ekstrem dalam masa pancaroba ini.
 
"Cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama musim peralihan. Mulai dari hujan disertai petir dan angin kencang serta hujan es," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Rabu 22 September 2021.
 
 
Dwikorita mengatakan cuaca bisa berganti secara tiba tiba namun secara umum di pagi hari biasanya terjadi cuaca cerah dan siang hari mulai tumbuh awan dan turun hujan sekitar sore hingga malam hari. Hal itu disebabkan angin bertiup dengan bervariasi.
 
Lebih jauh ia menjelaskan awan Cumulonimbus biasa terjadi ketika pagi menjelang siang hari dengan awan yang berbentuk menyerupai bunga kol dengan warna keabu abuan. 
 
Namun sore hari menjelang malam awan akan berubah menjadi gelap yang menyebabkan muncul hujan, petir, disertai angin.
 
 
"Curah hujan dapat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal didaerah perbukitan yang rawan longsor, kami mengimbau untuk waspada dan berhati-hati," jelasnya.
 
Sementara itu Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan fenomena awan Cumulonimbus tersebut sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir di wilayah Jabodetabek.
 
Yang paling nyata terjadi di Kota Depok pada Selasa 21 September 2021. Saat itu hujan sangat deras mengguyur Depok disertai angin kencang dan es batu sehingga menyebabkan sejumlah pohon tumbang dan beberapa kerusakan lainnya.
 
 
Guswanto mengatakan BMKG telah memberikan peringatan sejak 13 September lalu mengenai musim pancaroba dan potensi cuaca ekstrem.
 
Peringatan dini tersebut kemudian dipertajam dengan peringatan harian pada tanggal 20 September wilayah Jawa Barat mendapat guyuran hujan lebat.
 
Kemudian pada 21 September 2021 BMKG memberi peringatan dini untuk wilayah Jabodetabek terjadi hujan lebat pada pukul 13.30 WIB dari sore hingga malam hari.
 
 
Guswanto pun menjelaskan penyebab terjadinya cuaca ekstrem tersebut dari fenomena gelombang MJO (Madden Jullian Oscillation) dan gelombang Rossby Ekuatorial yang aktif di sekitar wilayah tengah dan timur Indonesia, Gelombang Kelvin yang aktif di sekitar wilayah Jawa dan Kalimantan.
 
Fenomena gelombang tersebut terjadi di wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
 
"Kondisi dinamika atmosfer skala lokal yang tidak stabil dengan konvektivitas yang cukup tinggi serta didukung dengan adanya kondisi dinamika atmosfer skala regional yang cukup aktif berkontribusi pada pembentukan awan hujan, menjadi faktor pemicu potensi cuaca ekstrem tersebut," ujar Guswanto.***

Editor: Siti Andini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x