Valentine Day dan Peringatan Pemberontakan PETA 14 Febuari, Merupakan Cinta yang Sama tapi Berbeda Wujud

- 12 Februari 2021, 14:22 WIB
Iustrasi Cinta dan Tentara
Iustrasi Cinta dan Tentara /pixabay/

MEDIA PAKUAN- Tanggal 14 Febuari kita kenal sebagai hari kasih sayang, mereka yang merayakannya diekspresikan memalui seberbagai simbol seperi, bunga mawar, coklat, boneka dan pernak-pernik lainnya.

Kita selalu merayakan hari valentine tersebut meski pun tidak ada dalam kalender yang tertulis momen itu.

Namun, sedikit sekali yang mengetahui tanggal 14 Febuari pun adalah hari yang sangat bersejarah bagi Warga masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Video Syur 14 Detik Mirip Artis GL Dalam Penyelidikan Polisi, Bagaimana Kelanjutannya?

Dimana hari itu tanggal 14 Febuari merupakan hari peringatan Pemberontakan PETA.

Pemberontakan PETA terjadi Blitar pada tanggal 14 Febuari 1945, Kita kembali kemasa lalu saat terjadi inseden tersebut dimana ada sebuah tulisan.

yang berada di atas meja teras tengah ruang santai Istana Gebang Blitar.

Baca Juga: Tahun Baru Imlek 2021, Inilah Doa dan Harapan Seorang Presiden Republik Indonesia

"... di tempat ini pula telah berlangsung peristiwa bersejarah yang perlu diketahui oleh semua generasi muda...mengingat tempat ini adalah tempat pertemuan Shodanco Suprijadi, Shodanco Muradi, dan Dr. Ismangil menghadap Bung Karno yang sedang berkunjung ke rumah ini untuk menyampaikan rencananya bahwa para prajurit PETA Daidan Blitar akan melakukan pemberontakan kepada Jepang. Meskipun Bung Karno saat itu telah menasehati untuk memperhitungkan dengan cermat karena pertimbangan kekuatan yang tidak memungkinkan pemberontakan tersebut akan berhasil, akan tetapi semangat para anggota tentara PETA telah bulat dan tidak dapat dihalang-halangi. Maka pada pukul 03.00 dinihari tanggal 14 Februari 1945 meletuslah pemberontakan tersebut".dikutip dari Ubay.ac.id

PETA sendiri merupakan tentara yang dibentuk oleh Jepang di Indonesia dalam masa penjajahannya.

Jepang membangun PETA dengan tujuan sebagai tentara teritorial guna mempertahankan pulau Jawa, Bali dan Sumatera jika pasukan sekutu tiba.

Baca Juga: Tahun Baru Imlek 2021, Inilah Doa dan Harapan Seorang Presiden Republik Indonesia

Tentara PETA di bentuk pada 3 Oktober 1943, berdasarkan peraturan Osamu Seirei No.44 yang diumumkan oleh Panglima Tentara ke-16 Letnan Jendral Kumakichi Harada yang tergabung didalamnya.

Pemberontakan terjadi ketika para komandan ini merasa tersentuh melihat penderitaan rakyat Indonesia yang diperbudak oleh tentara Jepang dengan melakukan kerja Rodhi.

Banyak masyarakat kelaparan dan mati akibat dari kerja rodhi yang canangkan oleh Jepang.

Baca Juga: Imlek! Pemkot Bogor Berlakukan Kembali Genap Ganjil Mulai Hari Ini 12 - 14 Febuari 2021

Dilakukan pada 14 Februari 1945 pukul 03.00 WIB, pasukan PETA yang dipimpin oleh 'Shodancho' Supriadi menyerang Hotel Sakura yang merupakan kediaman para perwira militer kekaisaran Jepang.

Namun, pemberontakan yang terjadi pada 14 Februari berhasil dihalau oleh penjajah dengan memanfaatkan pasukan pribumi yang tak terlibat pemberontakan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kemdikbud.RI (@kemdikbud.ri)

 Baca Juga: Film Hujan di Balik Jendela Tayang Sabtu, 13 Febuari 2021 di Klik Film Berikut SINOPSISNYA

 Pemimpin dari pemberontakan ini, Supriadi dinyatakan menghilang dalam peristiwa tersebut.

Hingga pada akhirnya, pada 16 Mei 1945 diadili dan dihukum mati dengan hukuman penggal sesuai dengan hukum militer Tentara Kekaisaran Jepang di Everald yang sekarang menjadi Ancol.

Kita mengambil makna dari hari itu, Cinta bukan hanya disampaikan melalui kata-kata tetapi membutuhkan bukti melalui perilaku.

Baca Juga: Rayakan Imlek, Intip Pesan Menteri Agama Yaqut Cholil Ini

Cinta juga bukan hanya sebatas kepada pasangan atau terhadap seseorang tetapi juga kepada tanah air. Pemberontakan PETA 14 Februari 1945 adalah perjuangan cinta terhadap tanah air.

Sekarang memang bukan lagi masa revolusi yang berjuang sebagai wujud cinta tanah air melalui angkat senjata, namun perjuangan sebagai bukti cinta tanah air melalui berbagai bidang kehidupan di era globalisasi.

Shodanco Suprijadi dan pemberontakan PETA sudah memberikan contoh dan bukti cinta tanah air yang dapat kita jadikan sebagai tauladan.***

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah