Network
MEDIA PAKUAN - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), sudah memberitahukan hasil terkini dari aktivitas Gunung Merapi.
Dikutip Media Pakuan dari Twitter BPPTKG @BPPTKG pada Minggu, 31 Januari 2021, sampai saat ini masih belum teramati asap berwarna putih dari kawah.
Namun hanya teramati 10 kali guguran lava pijar yang memiliki jarak luncur sejauh 500 hingga 600 meter ke arah barat daya hulu Kali Krasak.
Baca Juga: Info Terkini Akhir Januari 2021, Inilah Update Jumlah Penerima Vaksin Covid-19, Kemenkes: Belum Capai Target
Sedangkan, dilihat dari status deformasi, terjadi laju pemendekan Electronic Distance Measurement (EDM) Babadan sejauh 0 cm/hari sejak 28 Januari 2021.
BPPTKG juga melaporkan adanya status kegempaan yang sudah terjadi dan teramati oleh pihaknya.
Diantaranya, terjadi 90 kali gempa guguran, 4 kali gempa hybrid, 7 kali gempa hembusan dan 2 kali gempa tektonik.
Selain itu, BPPTKG juga menghimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di daerah yang sudah berpotensi berbahaya.
Baca Juga: Hore! Pembangunan Bandara Jenderal Soedirman Purbalingga Hampir Usai
Potensi bahaya untuk saat ini yaitu, guguran lava pijar dan awanpanas di wilayah bagian selatan hingga barat daya.
Wilayah bagian selatan hingga barat daya itu diantaranya sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh 5 kilometer.
Potensi berbahaya lainnya yakni berupa lontaran material vulkanik yang terjadi apabila ada erupsi eksplosif.
Material yang dimuntahkan akan menjangkau daerah yang berada di radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Baca Juga: Waduh! Usai Vaksinasi, Wakil Walikota Depok Dikabarkan Positif Covid-19 Setelah Merasakan Ini
Lahar juga patut diwaspadai masyarakat, apalagi saat ada hujan turun di wilayah Gunung Merapi.
Selanjutnya, aktivitas penambangan juga dilarang untuk beroperasi untuk sementara ini, sampai situasi aman.
Para wisatawan yang ingin melakukan kegiatan di wilayah yang berpotensi bahaya juga dilarang, kecuali diluar jarak 5 km dari Gunung Merapi.***
