Terjadi Gerhana Bulan! Berikut Niat dan Tata Cara Sholat nya

25 Maret 2024, 15:52 WIB
Ilustrasi gerhana bulan pada tanggal 25 Maret 2024 /pexels /

MEDIA PAKUAN - Senin, 25 Maret 2024 akan terjadi gerhana Bulan penumbra di wilayah Indonesia.

Fenomena gerhana bulan ini diprediksi akan terjadi selama 4 jam 43 menit 39 detik.

Gerhana bulan penumbra, menurut BMKG, terjadi saat posisi Matahari-Bulan-Bumi sejajar. Bulan hanya masuk ke bayangan penumbra Bumi.

Baca Juga: Pembantaian Mengerikan! Tank-Tank Israel Muntahkan Ribuan Peluru: Puluhan Warga Gaza Tewas, Simak Artikel Ini

Kondisi ini menyebabkan Bulan terlihat lebih redup dari saat purnama.

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengeluarkan informasi bahwa secara fikih tidak disunnahkan shalat khusuful qamar saat terjadi gerhana bulan penumbra.

Senada dengan itu, Fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah pada Muktamar XX di Garut tanggal 18-23 April 1976 menetapkan tidak disunnahkan shalat gerhana bulan penumbra. Sebab, posisi Bulan tidak tertutup, melainkan cahayanya saja yang meredup.

Baca Juga: Gerhana Bulan, Senin 25 Maret 2024 Malam Ini: Tidak di Sunahkan Shalat Khusuf? Mengapa? Simak Penjelasannya

Hal ini membuat samar membedakan apakah terjadi gerhana bulan atau tidak.

Namun, informasi mengenai niat hingga tata cara shalat gerhana secara umum perlu untuk diketahui oleh umat Islam.

Hal ini dapat menjadi salah satu panduan bagi seorang Muslim dalam mengerjakan shalat sunnah pada kemunculan fenomena gerhana selanjutnya.

Tata Cara Shalat Gerhana Bulan

Shalat gerhana bulan dapat dilakukan secara berjamaah dengan bacaan jahr (keras) atau secara munfarid (sendiri). Shalat ini sedikit berbeda dengan shalat pada umumnya.

Berikut adalah tata cara shalat gerhana bulan beserta niat dan doanya.

1. Niat

Shalat gerhana bulan diawali dengan niat bersamaan dengan takbiratul ihram.

Niat shalat gerhana bulan adalah Ushallî sunnatal khusûf rak'ataini imâman/makmûman lillâhi ta'âlâ.

Bacaan Arab

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَ

Arab-latin: Ushallî sunnatal khusûf rak'ataini imâman/makmûman lillâhi ta'âlâ

Artinya: "Saya sholat sunnah Gerhana Bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT"

2. Takbiratul ihram seperti shalat biasa

3. Membaca doa iftitah dan taawudz, dilanjutkan Surat Al-Fatihah yang diikuti dengan membaca surah panjang seperti Al-Baqarah sambil mengeraskan suara

4. Rukuk

5. I'tidal

Setelah rukuk dan i'tidal, dilanjutkan membaca Surat Al-Fatihah kembali diikuti bacaan surat dalam Al-Qur'an.

Setelah itu, melakukan rukuk dengan membaca tasbih dan i'tidal kedua dengan membaca doa i'tidal, yang berbunyi:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّموَاتِ وَمِلْءُ اْلاَرْضِ وَمِلْءُمَاشِئْتَ مِنْ شَيْئٍ بَعْدُ

Arab-latin: Samiallahuliman hamidah

Rabbanaa lakal hamdu mil'us samaawaati wa mil ul ardhi wa mil 'umaasyi'ta min syai'in ba'du

Artinya: "Allah mendengar orang yang memuji-Nya.

Wahai Tuhan kami! Hanya untuk-Mu lah segala puji, sepenuh langit dan bumi dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudahnya."

6. Sujud, kemudian duduk di antara dua sujud dan sujud kembali

7. Bangkit dari sujud dan mengerjakan rakat kedua seperti rakat pertama

8. Tasyahud akhir

9. Salam.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Tags

Terkini

Terpopuler