10 Warga Jogja Diduga Terpapar Antraks Pasca Konsumsi Daging Sapi Mati Mendadak

29 Januari 2022, 11:30 WIB
Ilustrasi - Penyebaran bakteri pneumonia antraks /Pexels/CDC/

MEDIA PAKUAN - 10 warga Desa Hargomulyo, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, diduga terpapar antraks. Dugaan ini dibenarkan oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, Retno Widyastuti, pada Sabtu, 29 Januari 2022.

Retno mengatakan, "Setelah kami mendapatkan laporan, kami langsung melakukan pengambilan sampel untuk diuji di laboratorium. Hasil pengujian sampel belum keluar,” katanya.

Melansir ANTARA, paparan antraks ini disebut bermula setelah warga mengonsumsi daging sapi yang mati dan disembelih.

Baca Juga: 13 Kapal Terbakar di Pelabuhan Kota Tegal, Evakuasi Terhalang Ratusan Kapal

Kronologis dimulai setelah adanya kematian mendadak sapi milik warga Kamis, 19 Januari 2022, di Desa Hargomulyo.

Kepala Desa Hargomulyo, Sumaryanta mengatakan untuk saling membantu, pemilik sapi mendapatkan ganti rugi yang berasal dari iuran dari 65 orang warga, masing-masing sebesar Rp100 ribu.

Kemudian untuk kebersamaan warga, daging tersebut dibagikan kepada warga yang ikut iuran. Sekitar 30 warga itu sudah mengolah dan mengonsumsinya.

"Dari jumlah tersebut sepuluh orang mengalami gejala seperti penyakit antraks mulai dari meriang hingga bagian tangan melepuh karena luka. Terhadap 10 warga tersebut sudah diberikan penanganan dan sudah diambil sampel untuk kepastian penyakit yang diderita,” katanya.

Baca Juga: 18 Pegawai KPK yang Terpapar Covid-19, Ali Fikri: Cuma Gejala Ringan

Sekretaris Dinas Kesehatan Gunung Kidul Abdul Azis mengatakan bahwa pihaknya sudah mendapatkan laporan terkait dugaan penyebaran antraks di Kecamatan Gedangsari.

"Untuk kepastian kasus juga sudah diambil sampel mulai dari darah warga, tanah hingga contoh daging yang masih tersisa,” katanya.

Pihaknya melakukan pelacakan kasus itu untuk mengurangi risiko penyebaran yang lebih luas.

"Kepastian masih menunggu hasil uji laboratorium. Tapi, upaya penanggulangan juga sudah dilakukan,” katanya.

Baca Juga: Fakta Negara Bulgaria: Jadi Negara Islam Pertama di Eropa dan Memiliki 2000 Masjid?

Dinkes, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat juga terus melakukan koordinasi serta upaya penanggulangan bersama. Dinkes pun sudah memberikan obat-obatan kepada warga yang mengalami gejala yang sama.

Untuk menghindari hal buruk terjadi, daging yang belum diolah dimusnahkan dengan cara dibakar. Sisanya dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.

“Kami berharap kepada warga yang mengalami gejala segera ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan,” kata Sumaryanta. ***

Editor: Siti Andini

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler