Terungkap, Angka 4 Pesanan dan Warisan Ratu Belanda Wilhelmina Penyebab kematian 4 orang di Balik Papan

28 Agustus 2021, 11:44 WIB
Angka 4 Pesanan dan Warisan Ratu Belanda Wilhelmina /Postingan Istimewa cilamaya-menulis diambil Facebook 1 September 2020/

MEDIA PAKUAN - 4 Maret 1822 dengan kekuatan sekitar 400 infanteri dan artileri, Belanda menyerbu Pagaruyung dan daerah sekitarnya.

Pada tengah hari tanggal 4 Maret 1822, serdadu di bawah pimpinan Letnan Kolonel Antoine Theodore Raaff tersebut menduduki Pagaruyung dan kemudian pusat-pusat lain di sebelah tenggara Tanah Datar.

Gubernur Jenderal Van den Bosch mengangkat Letnan Kolonel CPJ Elout menjadi residen dan komandan militer Hindia Belanda di Sumatra Barat.

Baca Juga: Keangkeran Angka 4, Tewaskan 4 orang di Balik Papan Sumatra Barat

Elout sekaligus menggantikan mantan residen Mac Gillavry dan komandan militer Kapten de Rochemont. Ia sampai di Padang pada 4 Maret 1931.

Suatu hari Wilhelmina menjadi seorang Ratu Belanda yang kala itu menduduki Fort de Cock ingin memberikan hadiah istimewa, hingga tercetuslah untuk membuat sebuah menara dengan 4 jam besar yang akan menghiasi setiap sisinya.

Konon, saat jam bermesin Vortmann ini ingin dibuat, Sang Ratu segera memesan angka 4 pada Jam Gadang dalam penulisan Romawi yang berbeda. Tentu bukan kebetulan, Wilhelmina inginkan angka 4 dibuat menjadi ‘IIII’.

Jelas saja Wilhelmina yang kala itu menjadi Ratu Belanda, tidak ingin menimbulkan pemberontakan di wilayah kekuasaannya.

Baca Juga: China dan Jepang Menghindari Angka 4, Terdengar seperti ‘Kematian’ Begini Kata Feng Shui

Di mana Bangsa Indonesia bisa melakukan perlawanan dan beranggapan bahwa Belanda telah menyerah di masa jajahannya.

Sehingga, Ratu Belanda ini memesan angka Romawi ‘IIII’ sebagai pengganti dari angka 4 pada Jam Gadang dengan angka Romawi yang umumnya.

Selain itu, Ratu Belanda juga memerintahkan agar atap dari menara dengan 4 buah jam besar ini berbentuk bulat lengkap dengan patung ayam jantan yang menghadap ke arah timur.

Wilhelmina memiliki makna khusus dari angka 4 yang dibuat dengan penulisan Romawi ‘IIII’ dan juga atap dengan patung ayam jantan yang menghadap timur, yakni agar penduduk sekitar Kurai, Banuhampu, hingga daerah di sekitar Sarik Sungai Puar bangun pagi.

Baca Juga: Pemberontak Terkaya di Dunia, Ini 5 Sumber Keuangan Taliban yang Sukses Kuasai Afghanistan

Sehingga, semua masyarakat jajahan Ratu Belanda ini dapat bekerja lebih giat di bawah pimpinannya.

Bangun saat ayam jantan telah berkokok menjadi ciri khas atap Jam Gadang di masa kolonial.

Angka 4 pada Jam Gadang pun dibuat dengan penulisan Romawi ‘IIII’ agar tidak ada perlawanan dan pemberontakan yang dapat meruntuhkan kekuasaannya di masa jajahan Belanda.***

 

 

 

 

 

 

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Sejarah

Terkini

Terpopuler