Network
MEDIA PAKUAN - Pengungsi rohingnya kembali mendarat di Aceh, kali ini jumlah nya lebih banyak dari pada tahun 2015 lalu pengungsi mencapai 1.000 jiwa mereka menyebrangi laut dengan kapal yang sudah rapuh.
Sebelumnya Rohingnya diberikan lahan di Bangladesh cox's sebelah pantai tenggara, namun mereka meninggalkan na dan memilih berlayar menyebrangi lautan sejauh 1.800 kilometer untuk ke Indonesia.
Rohingnya mulanya berasal dari Myanmar namun pada tahun 2017 Myanmar melakukan aksi brutal untuk mengusir suku Rohingnya.
Salah satu alasan Rohingnya berlayar ke Indonesia walaupun mendapat tempat di Bangladesh adalah karena kehidupan mereka di Bangladesh mulai kekurangan mulai dari kekurangan makanan, pendidikan, dan keamanan.
Baca Juga: Mahfud MD Segera Carikan Tempat Penampungan Baru Bagi Pengungsi Rohingya
Disisi lain, seorang pengungsi rohingnya mengatakan mereka mendapat ancaman setiap hari , Polisi Bangladesh mengatakan, sekitar 60 Rohingnya meninggal dunia di kamp Cox's Bazar pada tahun 2023.
"Geng kriminal mengendalikan kamp di malam hari, sehingga tidak ada seorangpun di kamp yang merasa aman, ini menimbulkan tantangan yang signifikan bagi semua pengungsi," tuturnya, 29 November 2023.
Selain itu, warga Rohingnya dilarang berintegrasi di Bangladesh karena mereka adalah warga tanpa kewarganegaraan, menurut pemimpin bangladesh hal itu tidak mungkin diberikan kepada warga Rohingnya.
Dalam sebuah pernyataan, UNHCR mengatakan bahwa mereka belum terlibat dalam relokasi dan meminta Bangladesh untuk mengizinkan penilaian mendesak pulau itu. Sedangkan Bangladesh bersikeras perumahan baru di Bhasan Char lebih unggul dari tempat penampungan bambu Cox's Bazar, dan telah membangun pertahanan banjir.
