Hari ke 30 , 10.000 Warga Sipil Palestina jadi Korban Gempuran Bom Tentara Zionis Israel

- 7 November 2023, 16:55 WIB
Hari ke 30 , 10.000 Warga Sipil Palestina jadi Korban Gempuran Tentara Zionis Israel
Hari ke 30 , 10.000 Warga Sipil Palestina jadi Korban Gempuran Tentara Zionis Israel /Reuters/Fadi Whadi/

MEDIA PAKUAN - Pada Senin pemimpin organisasi PBB menyatakan "cukup" dan menuntut gencatan senjata kemanusiaan  sedangkan otoritas kesehatan Palestina mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan Israel kini melebihi 10.000 orang tewas.

7 Oktober Israel menolak tekanan internasional yang meningkat untuk melakukan gencatan senjata, karna  mengatakan bahwa semua sandera yang disandera oleh militan Hamas selama serangan mereka dari Gaza ke Israel  harus dibebaskan terlebih dahulu.

Hamas mengatakan bahwa pihak mereka tidak akan membebaskan para sandera saat Gaza sedang digempur oleh tentara Israel.

Wartawan Reuters di Gaza mengatakan bahwa bombardemen Israel itu  melalui dari udara, darat dan laut dan pada  malam hari lah salah satu serangan paling intens yang dipicu oleh serangan 7 Oktober di mana Hamas menewaskan 1.400 orang dan menyandera lebih dari 240 orang.

Baca Juga: Bisa jadi ide Jualaan: Resep Membuat Tahu Selimut Renyah Enak dan Lezat Dijamin Anti Gagal

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan bahwa  setidaknya 10.022 warga Palestina telah terbunuh, termasuk 4.104 anak-anak. Organisasi-organisasi internasional mengatakan bahwa rumah sakit tidak lagi dapat menangani orang  korban luka dan makanan serta persediaan air bersih hampir habis dan pengiriman bantuan tidak mencukupi.

“Seluruh penduduk palestina terkepung dan diserang, tidak diberi akses sedikitpun terhadap kebutuhan penting untuk bertahan hidup, rumah, tempat penampungan, rumah sakit dan tempat ibadah mereka dibom. Ini tidak dapat diterima,” kata para pemimpin PBB dalam pernyataan bersama.

"Kita memerlukan gencatan gencatan senjata kemanusiaan segera. Sudah 30 hari berlalu. Cukup sudah. Ini harus dihentikan sekarang," lanjut pernyataan para pemimpin PBB tersebut.

Ke-18 negara yang menandatangani perjanjian tersebut termasuk Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (UNHRC) Volker Turk, kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan kepala bantuan PBB Martin Griffiths.

Menteri Luar Negeri AS bapak  Antony Blinken sedang melakukan tur ke wilayah tersebut untuk mencoba mengurangi risiko eskalasi konflik, menyalurkan lebih banyak lagi bantuan  bantuan ke Gaza, dan menyusun rencana untuk masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi Israel dan Palestina.

Militer Israel mengatakan bahwa  pasukannya telah merebut kompleks militan dan siap menyerang pejuang Hamas yang bersembunyi di terowongan bawah tanah dan bunker di Jalur Gaza utara, setelah mengisolasi daerah tersebut dengan pasukan dan tank.

Baca Juga: Pasca Helikopter Porak-porandakan Warung, Warga Cijulang Pangandaran Bingung: Benarkah Pemiliknya Misterius?

Sayap bersenjata Hamas, brigade Al-Qassam, mengatakan  bahwa pihaknya telah merusak 27 kendaraan militer Israel dalam kurung waktu  48 jam dan menimbulkan kerugian besar dalam pertempuran langsung dengan pasukan Israel.

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan puluhan orang tewas akibat serangan udara Israel di wilayah  utara dan selatan, dengan delapan orang tewas dalam serangan udara juga yang menghantam rumah sakit kanker Rantissi di Kota Gaza.

Militer Israel hanya mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki laporan laporan tersebut.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan bahwa telah mengawal konvoi empat ambulans pasien dari Kota Gaza ke perbatasan Rafah dengan Mesir, menyatakan rasa lega. Evakuasi telah ditangguhkan sejak gempuran Israel terhadap ambulans pada Jumat.

Sementara itu, Direktur CIA AS William Burns dijadwalkan akan  mengunjungi Israel pada Senin untuk membahas perang dan intelijen dengan para para pejabat, seperti dikutip New York Times. Burns juga akan berkunjung ke negara-negara lainnya di kawasan, kata seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.

CIA tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuter

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah