Serangan Roket Israel menyerang Palestina, Alihkan Fokus Konflik Ukraina-Rusia,Zelensky: Persis Sama Susah?

- 6 November 2023, 13:30 WIB
Tim penyelamat berupaya mencari korban di reruntuhan bangunan tempat tinggal yang rusak akibat serangan rudal Rusia di Kota Kharkiv, Ukraina, Jumat, 6 Oktober 2023. Serangan rudal tersebut sedikitnya merengut 50 korban jiwa.
Tim penyelamat berupaya mencari korban di reruntuhan bangunan tempat tinggal yang rusak akibat serangan rudal Rusia di Kota Kharkiv, Ukraina, Jumat, 6 Oktober 2023. Serangan rudal tersebut sedikitnya merengut 50 korban jiwa. /ANTARA FOTO/REUTERS/Vitalii Hnidyi/Spt/

MEDIA PAKUAN- Fokus publik masih terpusat para serangan tentara Israel ke warga Gaza di Palestina. Serangan mematikan yang terus menerus telah menggeser perhatian publik ke kancah peperangan Rusia dn Ukraina.

Kabar perang Ukraina dan Rusia tidak terdengar seolah terabaikan begitu saja. Padahal menurut Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, kondisi negaranya prsis sama susah dengan negara Palestina.

Pasalnya, konflik tersebut mengalihkan perhatian dunia dari Perang Ukraina karena invasi Rusia sejak Februari 2022. Ia mengatakan, konflik Palestina di Israel menjadi salah satu tujuan dari Rusia.

"Kita sudah mengalami situasi sangat sulit ketika hampir tidak ada lagi yang fokus ke Ukraina. Tapi kami yakin bisa mengatasi permasalahan ini," ucapnya.

Dan dia mengatakan dia “yakin” Ukraina akan mengalami kemajuan dalam proses aksesi ketika reformasi ini diterapkan.

Hal tersebut ia sampaikan ketika melakukan perbincangan dengan Ketua Komisi Uni Eropa, Ursula Von der Leyen.

Baca Juga: Perhatikan ini Sebelum Membeli Toner, Jenis Toner sesuai Kebutuhan Kulitmu

Zelensky menganggap jika pemberitaan masif pembantaian Israel ke Palestina menyebabkan berita dari wilayahnya tak terdengar lagi.

"Tentu saja, jelas perang di timur tengah (pembantaian Israel ke Palestina), konflik ini, telah menghilangkan fokus perhatian (dunia ke Ukraina)," ujarnya.

Perang Ukraina-rusia sudah berjalan 1 tahun lamanya namun kedua negara tersebut sama sama kuat sehingga tidak ada yang mau mengalah.

Walaupun banyak pihak yang menyebut kan peperangan ini menghadapi jalan buntu, namun pemimpin Ukraina itu membantahnya.

"Waktu sudah berlalu, masyarakat sudah lelah. Tapi ini bukan stalemate (penyelesaian perselisihan)," ujar Zelensky.

Baca Juga: Senjata Makan Tuan: Rumah Sakit Tel Aviv Terkena Serangan Rudal Tentera Israel

Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko pada Rabu, 1 November 2023 mengatakan pasukan Rusia menembaki 118 permukiman di 10 wilayah Ukraina selama sehari terakhir, menyebabkan kematian dan korban jiwa.

Para pejabat dari Amerika Serikat dan Eropa – sekutu utama Kyiv – dilaporkan telah menyarankan diadakannya perundingan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 20 bulan, namun Zelensky membantahnya pada hari Minggu.

"Tak ada dari partner kami yang akan menekan kami untuk duduk dengan Rusia, berbicara dengan mereka, dan memberikan mereka sesuatu," tuturnya.

"Jika perhatian internasional beralih dari Ukraina, dengan satu atau lain cara, hal ini akan menimbulkan konsekuensi,” pemimpin Ukraina

"Nasib Ukraina bergantung pada persatuan seluruh dunia,” tambahnya, seraya menyatakan harapan bahwa Washington akan menjamin kelanjutan bantuan bagi negaranya.

Baca Juga: Bahrain Tarik Duta Besarnya untuk Israel, Hentikan Hubungan Ekonomi sebagai Bentuk Protes

perang berkelanjutan antara Rusia (bersama dengan pasukan separatis pro-Rusia) dan Ukraina. Konflik ini dimulai pada Februari 2014 setelah Revolusi Martabat Ukraina, dan awalnya berfokus pada status Krimea dan bagian dari Donbas, yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Ukraina.

Padahal ketika Perang Dingin terjadi, sebelum 1990, orang-orang Ukraina dan Rusia bersatu dalam sebuah negara federasi bernama Uni Soviet. Negara komunis yang kuat di zaman itu.

Namun perpecahan terjadi. Ukraina menganggap bahwa CIS adalah upaya Rusia untuk mengendalikan negara-negara di bawah Kekaisaran Rusia dan Uni Soviet.

Ukraina sendiri tak mau melulu dianggap satu-kesatuan dengan Rusia. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan Kiev dan Moskow bukanlah satu kesatuan, meski punya sejarah yang sama.

"Kami tentu bukan satu bangsa. Masing-masing dari kita memiliki jalan sendiri di masa mendatang," kata Zelensky.***


Editor: Ahmad R

Sumber: PRMN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x