MEDIA PAKUAN-Konflik di Laut Mediterania Timur antara Turki dan Yunani semakin memanas sejak beberapa hari lalu.
Kondisi ini mengundang perhatian seorang pakar di Inggris. Dia memperingatkan, seluruh wilayah di sekitar konflik kemungkinan terdampak jika konfrontasi kedua negara terus berlanjut.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Express, ketegangan meningkat sejak Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengirim angkatan laut Turki menggunakan armada Fregat untuk mengawal kapal penelitian Oruc Reis.
Armada tersebut berlayar ke wilayah dekat Pulau Kastellorizo, Yunani untuk melakukan serangkaian survei seismik.
Baca Juga: Indra Safri Bantah Lima Pemain Brasil Bakal Dinaturalisasi
Langkah itu memicu kecaman dari Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis dan memperingatkan Turki agar segera mundur dari perairan mereka.
Namun, Turki mengabaikan peringatan yang diberikan Yunani, sehingga hubungan di antara keduanya semakin menegang.
Sementara dosen senior dan pakar politik di Universitas Coventry Inggris, dr. Alex Kazamias mengatakan, tidak ada yang menginginkan konflik di Laut Mediterania Timur berubah menjadi perang."Saya tidak yakin ada yang tertarik melihat perselisihan ini berubah menjadi perang," ujar dr. Alex.
Menurutnya, salah satu konfrontasi yang sangat berisiko membuat konflik semakin memanas adalah insiden tabrakan antara Fregat milik Turki dan Yunani.