Meski Dijual Nyaris Gratis, Penikmat Kopi di Tiongkok Tak Meningkat

- 22 Juli 2020, 10:31 WIB
ILUSTRASI kopi.*
ILUSTRASI kopi.* /Pixabay/

“Saya menaikkan harga sebesar 10% pada tahun 2017 tetapi itu telah melakukan sedikit untuk mengimbangi lonjakan biaya,” lanjutnya.

Baca Juga: Sultan Sepuh XIV Cirebon PRA Arief Natadiningrat Meninggal Dunia

Sebagai pasar kopi, Tiongkok melakukan tarikan magnetis untuk merek Barat yang ingin meniru kesuksesan Starbucks Corp yang memiliki lebih dari 4.400 toko di Tiongkok dan masih terus berkembang. Sejak tahun lalu, Tim Hortons dari Kanada telah membuka sekitar 60 toko di Tiongkok sementara Lavazza dari Italia dan Wayne's Coffee dari Swedia pun telah memasuki pasar kopi di Beijing.

Baca Juga: Mengenal Tanda Serangan Malware Pada Android, Berikut Cara Menangkalnya

Sebagian besar optimisme tentang potensi pasar kopi Tiongkok, penurunan penikmat kopi pun terjadi di saat pandemi virus corana terlihat dari konsumen hanya 5,4 cangkir per kapita tahun lalu, dibandingkan dengan 341 di Amerika Serikat dan 591 di Eropa Barat, menurut konsultan Euromonitor.

Baca Juga: Turki Didepak, Amerika Serikat Resmi Boyong Jet Siluman F-35

Konsumsi kopi Tiongkok tumbuh pada tingkat yang diperkirakan sekitar 5 persen per tahun, tetapi pemilik kedai kopi seperti Huang mengatakan lebih penting untuk mencatat lompatan besar di gerai dengan harga yang sangat murah.

Di Tiongkok toko spesialis kopi dan teh melonjak 50% pada 2018 dan 2019, dan Tiongkok sekarang memiliki sekitar 18.350 toko, lebih dari tiga kali lipat jumlahnya pada 2014, menurut Euromonitor. Kopi juga sekarang dijual di banyak toko serba ada dan restoran cepat saji.

Baca Juga: Siap Cair Agustus, Sri Mulyani Kucurkan Rp28 Triliun untuk Gaji ke-13

Dan sementara latte berukuran biasa harganya sekitar 30 yuan (4,24 dolar) di Tiongkok, itu bisa semurah 4,5 yuan (0,60 dolar) di beberapa tempat dengan menggunakan voucher diskon.

Halaman:

Editor: Ahmad R


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah