Hampir 40 Tahun Diluar Angkasa, Satelit Tua NASA Jatuh ke Bumi Terlihat Di Laut Bering ?

- 10 Januari 2023, 07:46 WIB
Earth Radiation Budget Satellite (ERBS)  NASA yang sudah pensiun memasuki kembali atmosfer Bumi pada pukul 23:04 EST pada 9 Januari 2023.
Earth Radiation Budget Satellite (ERBS) NASA yang sudah pensiun memasuki kembali atmosfer Bumi pada pukul 23:04 EST pada 9 Januari 2023. /NASA

MEDIA PAKUAN - Setelah hampir 40 tahun berada di luar angkasa, dan 21 tahun mengorbit, satelit vintage yang diluncurkan tahun 1980-an akan kembali lagi ke bumi.

Satelit milik Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA), Earth Radiation Budget Satellite (ERBS) seberat 5.400 pon atau 2.449 Kg ini akan segera masuk kembali ke atmosfer setelah hampir empat dekade mengorbit Bumi.

Menurut badan antariksa itu sebagian besar satelit akan terbakar saat melewati atmosfer Bumi, dan beberapa bagian kemungkinan akan jatuh ke Bumi atau jatuh ke lautan.

Sebelumnya militer AS memperkirakan benda tersebut akan jatuh pada pukul 18:40 ET Minggu, 8 Januari 2023.

Aerospace Corporation, sebuah organisasi nirlaba yang didanai federal untuk melacak satelit, memperkirakan kemungkinan jatuhnya pada pukul 22:49 Senin, 9 Januari 2023, namun itu juga masih belum pasti.

Pejabat NASA dalam pernyataannya Jumat malam, resiko berbahaya yang dikhawatirkan menimpa siapapun di Bumi adalah sangat rendah, kira-kira 1 banding 9.400.

Departemen Pertahanan AS mengkonfirmasi bahwa satelit seberat 5.400 pon memasuki kembali atmosfer di atas Laut Bering pada tanggal 9 Januari 2023.

NASA meluncurkan Earth Radiation Budget Satellite, untuk sebuah studi tentang bagaimana Bumi menyerap dan memancarkan energi matahari di Space Shuttle Challenger pada tahun 1984.

Satelit tersebut di bawa oleh asronot wanita Amerika pertama, Sally Ride, dengan menggunakan lengan robot pesawat ulang-alik.

ERBS beroperasi hingga pensiun pada tahun 2005, pengamatannya membantu para peneliti mengukur efek aktivitas manusia terhadap keseimbangan radiasi Bumi.

NASA terus melanjutkan keberhasilan misi ERBE dengan proyek-proyek termasuk rangkaian instrumen satelit awan saat ini dan sistem energi radiasi bumi atau Clouds and the Earth's Radiant Energy System(CERES).

Meskipun percobaan dimaksudkan untuk berlangsung dua tahun, satelit, alias ERBS, terus mengukur ozon, uap air, nitrogen dioksida, dan aerosol hingga pensiun pada tahun 2005.

Sampah antariksa yang akan jatuh itu akan menyusul empat kecelakaan besar peralatan China baru-baru ini yang telah menarik perhatian global, karena sengaja dibiarkan di luar kendali dan dapat melukai orang dengan risiko tinggi.

Program luar angkasa yang dikelola militer China juga tidak mengumumkan informasi atau peringatan apa pun sebelum insiden tersebut.

Tidak ada undang-undang internasional yang menentukan bagaimana menangani puing-puing ruang angkasa, tetapi Konvensi Kewajiban Ruang Angkasa atau Space Liability Convention tahun 1972 memang meminta negara untuk memikul tanggung jawab jika sesuatu yang buruk terjadi.

Satu-satunya klaim yang telah diajukan di bawah konvensi itu, ketika satelit Kosmos 954 jatuh dan menyebarkan bahan radioaktif di Kanada pada tahun 1977, Uni Soviet diminta untuk mengatasi kerusakan tersebut.

Hingga saat ini belum ada kabar terbaru menyusul kabar Departemen Pertahanan AS.

NASA juga dikabarkan telah kehilangan kontak dengan salah satu satelit, Ionospheric Connection Explorer (ICON), sejak 25 November dan tidak bisa lagi dilacak sejak saat itu.

ICON diluncurkan pada Oktober 2019 untuk mengeksplorasi lapisan ionosfer Bumi, yang merupakan lapisan atmosfer Bumi yang membentang dengan jarak 80-640 kilometer.***

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: NASA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x