MEDIA PAKUAN - Rusia memutuskan untuk menghentikan kesepakatan koridor gandum setelah serangan teror drone dengan bantuan Inggris, terhadap kapal-kapal Armada Laut Hitam dan kapal-kapal sipil di perairan Teluk Sevastopol terjadi pada Sabtu 29 Oktober 2022, dini hari.
Provokasi militer oleh Ukraina telah menghentikan satu-satunya kesepakatan Moskow dan Kyiv, yang di mediasi oleh PBB dan Turki pada bulan Juli lalu.
Kesepakatan itu ditujukan, untuk meredakan krisis pangan global dan membantu negara-negara miskin di dunia untuk menghindari ancaman kerawanan pangan dan kelaparan.
Penarikan diri Rusia, menyebabkan hilangnya koridor laut untuk mengangkut gandum ke negara-negara pengimpor gandum, yang berarti ekonomi Ukraina akan bangkrut, hancur dan karena tidak mendapatkan keuntungan dari panen gandum.
Namun para ahli ekonomi dan politik berpendapat bahwa konsekuensi serius bagi Ukraina akan lebih memburuk, selain Ukraina tidak mendapatkan apa-apa, karena keuntungan Ukraina digunakan untuk membayar hutang-hutang.
Sementara untuk membiayai negaranya perbulan untuk membayar pegawai negeri dan lainnya adalah mencapai sekitar 9 hingga 7 miliar dolar.
Selain keuntungan ekonomi, dengan kedok koridor gandum selama ini Kyiv telah leluasa dan aman, melintasi Laut Hitam untuk tujuan pengintaian, sabotase, pasokan senjata dan bahan peledak.
Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa Ukraina kemungkinan telah menggunakan koridor gandum untuk menyelundupkan bahan peledak.