Lembaga think tank Civitas, dalam tulisan Robert Clark dan Roberto White mengatakan bahwa Rusia telah meningkatkan aktivitas ekonomi dan militer di Arktik untuk mengubahnya menjadi medan perang masa depan.
Keduanya memperkirakan bahwa nilai mineral dan gas alam di wilayah Arktik Rusia dapat bernilai hingga US$30 triliun dolar.
Baca Juga: Filipina Gagalkan Penyeludupan Gula dari Thailand, di Tengah Kekurangan Pasokan dalam Negerinya
Tulisan itu menyerukan Barat untuk segera melihat aktivitas Rusia di wilayah utara. Bukan hanya Rusia namun China juga disebutkan pernah mengincar Arktik.
Beijing telah mengirim pemecah es dan mendirikan stasiun penelitian dan observatorium di negara-negara Arktik Eropa, termasuk dengan kemungkinan tujuan militer dan sipil.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa Rusia telah mendirikan 50 fasilitas militer di Kutub Utara, dalam beberapa tahun terakhir.
Robert Clark telah meminta Perdana Menteri dan kepala pertahanan untuk membentuk pakta pertahanan dan keamanan baru CAUKUS, antara Kanada, Inggris, AS untuk melindungi Kutub Utara dan menghentikan rencana ekspansi Rusia.
Menteri Pertahanan Ben Wallace Inggris menetapkan 12 halaman Strategi Arktik, karena ancaman Rusia yang bisa mengendalikan rute perdagangan global baru untuk mendominasi abad berikutnya.
Menggagalkan Rusia dan China akan memastikan bahwa Putin tidak dapat menggunakan Arktik untuk mengendalikan perdagangan global, memperluas kekuatan militer Rusia, dan memperluas persyaratan yang menguntungkan ke Beijing, menjadi perhatian Barat di Kutub Utara ini. ***