Badan National Oceanic and Atmospheric Administration, Peringatkan Badai Matahari Terjadi 31 Maret

- 31 Maret 2022, 11:32 WIB
Badan National Oceanic and Atmospheric Administration, Peringatkan Badai Matahari Terjadi 31 Maret
Badan National Oceanic and Atmospheric Administration, Peringatkan Badai Matahari Terjadi 31 Maret /NASA/unsplash @nasa

MEDIA PAKUAN - Badan National Oceanic and Atmospheric Administration-NOAA, Amerika Serikat, memperingatkan badai matahari akan menghantam bumi pada hari Kamis 31 Maret.

Dikenal dengan coronal mass ejections atau CMEs, yang terlepas dari bintik matahari AR2975, sedang menuju bumi, pada 28 maret, yang disertai dengan munculnya aurora memukau, setelah satu bintik matahari melepaskan hampir 20 suar dalam dua hari.
 
Partikel magnet yang dilepas dari atmosfer bagian atas matahari atau korona, jika mencapai bumi mampu merusak medan magnet planet, menyebabkan gangguan pada satelit, jaringan listrik, dan jaringan telekomunikasi.
 

CME adalah partikel magnet yang dilepaskan dari atmosfer bagian atas matahari atau korona, memicu badai geomagnetik G3 dengan Skala lima poin NOAA.
 
Badai tingkat G3, NOAA  tidak berdampak fatal pada infrastruktur. Namun  memicu tampilan aurora yang menakjubkan yang dapat terlihat dari lokasi yang lebih jauh dari kutub.
 
"Aurora untuk badai ini mungkin terlihat, jika kondisi cuaca mendukung, sejauh selatan dari Pennsylvania hingga Iowa hingga Oregon dan mengarah ke utara," kata NOAA dalam pernyataannya.
 
Baca Juga: Viral Trek-trekan di Jalan Ahmad Yani Kota Sukabumi, Satlantas: Kita Bina Dahulu Tidak Diamankan

Medan magnet terlemah di bumi berada di atas kutub, yang memudahkan partikel matahari menembus jauh lebih dalam ke atmosfer planet. 
 
Interaksi partikel surya bermuatan dan partikel atmosfer bumi memicu tampilan cahaya kutub yang spektakuler. 
 
Area dimana aurora muncul, dikenal sebagai oval aurora, yang meluas lebih jauh dari kutub.
 
Met Office, kantor ramalan cuaca nasional Inggris, mengatakan aurora dapat terlihat dari Skotlandia dan Irlandia Utara pada Kamis 31 Maret. 
 
 
Di belahan bumi selatan, aurora oval dapat meluas hingga 55 derajat lintang, tepat di selatan Selandia Baru dan ujung selatan Amerika Selatan.

NOAA menetapkan Geomagnetic Storm Watch hingga Jumat 1 April. Peringatan minor (G1) diberlakukan untuk Rabu 30 Maret, yang meningkat menjadi sedang (G2) saat badai tiba.

Kantor Meteorologi memperkirakan semburan matahari kelas susulan dapat terjadi dalam beberapa hari mendatang.
 
Baca Juga: Ngeri! Pelaku Pencabulan Anak di Jaksel Akui Rasakan Sesuatu Saat Jalankan Aksi ke Banyak Korban

Ilmuwan menyebut siklus matahari 25 pada badai matahari dan fenomena terkait terkait dengan aktivitas matahari yang saat ini meningkat.
 
Berfluktuasi pada siklus 11 tahun, saat ini matahari berada pada aktivitas minimum selama beberapa tahun terakhir. 
 
Frekuensi siklus matahari akan mencapai puncaknya pada tahun 2025; bintik matahari, CME dan badai matahari kemungkinan akan terus meningkat beberapa tahun kedepan.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: SPACE.COM


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x