Pensiunan Jenderal, Kritis Kebijakan Israel Terhadap Palestina: Menentang Kekerasan di Pemukim Warga Palestina

- 21 Januari 2022, 21:55 WIB
Polisi Israel Robohkan Rumah Warga Palestina di Yerusalem Timur. REUTERS/Ammar Awad
Polisi Israel Robohkan Rumah Warga Palestina di Yerusalem Timur. REUTERS/Ammar Awad /AMMAR AWAD/REUTERS

MEDIA PAKUAN - Seorang Pensiunan jenderal di Israel, Yair Golan menghabiskan sebagian besar karir militernya di Tepi Barat yang diduduki Israel untuk melindungi pemukiman Yahudi.

Namun setelah berhenti dia menjadi salah satu kritikus di Israel terkait kebijakan nya terhadap Palestina.
 

Mantan wakil kepala militer Israel itu, saat ini menjadi legislator di partai Meretz yang Dovish,  dan selalu  menentang kekerasan pemukim terhadap warga Palestina.
 
Melansir AP News, 21 januari 2022.
 
 

Komentarnya terhadap tindakan pemukim yahudi  yang "tidak manusiawi", telah mengguncang koalisi pemerintahan Israel yang saat ini melemah.

Lawan politik Golan telah mencapnya sebagai seorang radikal. Sebagai mantan militer, selama dinasnya tidak pernah angkat bicara.
 
Namun setelah pensiun Golan membunyikan alarm peringatan terhadap Israel selama lima dekade di Palestina.
 

"Anda bisa menjadikan ini negara yang bebas dan demokratis selama kami tidak bisa mengendalikan orang-orang yang tidak ingin dikendalikan," kata Golan kepada The Associated Press dalam sebuah wawancara di kantornya di Knesset minggu ini.
 
“Demokrasi macam apa yang kita bangun di sini untuk jangka panjang?”
 

Walaupun sebagian besar anggota parlemen Israel milik sayap kanan pro-pemukiman yahudi. Namun Golan muncul sebagai suara kritis jarang ditemukan di Israel.

Golan,59, memiliki karir militer yang panjang, terluka dalam aksi di Lebanon dan juga menjabat sebagai komandan wilayah utara israel dan sebagai komandan di Tepi Barat.

Ia mendapatkan reputasi sebagai ujung tombak untuk keputusan yang kadang-kadang kontroversial. Pada satu saat, menempuh cara untuk memindahkan beberapa pemukim dari kota Hebron, Tepi Barat.
 
 
Dia ditegur dan promosi ditunda setelah dia menggunakan warga sipil Palestina sebagai tameng manusia selama penggerebekan penangkapan, sebuah taktik yang dilarang Mahkamah Agung negara itu.

Pada saat yang sama, ia dipuji karena mengizinkan ribuan warga Suriah yang terluka dalam perang saudara di negara mereka untuk memasuki Israel untuk perawatan medis.
 

Dia disingkirkan saat akan menduduki jabatan puncaknya setelah berpidato membandingkan tren fasistik di Israel modern dengan Nazi Jerman.
 
Beberapa tahun setelah pensiun, ia terpilih menjadi anggota parlemen dan akhirnya bergabung dengan Meretz, sebuah partai yang mendukung kenegaraan Palestina dan merupakan bagian dari koalisi saat ini yang dipimpin oleh Perdana Menteri Naftali Bennett.*** 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: AP News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x