Puluhan Imigran Lebanon Menghilang saat Menuju Italia, Yunani Bantah Terlibat Hal Itu

- 13 Januari 2022, 08:00 WIB
Ilustarasi Imirgran Gelap.
Ilustarasi Imirgran Gelap. /Pixabay/16871531
 
MEDIA PAKUAN - Puluhan imigran melarikan diri dari Lebanon menuju Italia, namun tidak ada laporan tentang mereka yang menunjukkan mereka telah sampai di Italia.
 
Pada sebelum melakukan migrasi, seorang tukang emas di Lebanon, Ahmad sudah tidak bisa melanjutkaj pekerjaannya karena pemadaman listrik yang membuatnya tidak bisa mengoperasikan mesinnya.
 
Ahmad menjual semua mesinnya untuk biaya hidupnya saat migrasi ke Italia, ia juga mengatakan pada sebelumnya bahwa temannya dinyatakan berhasil melewati lautan dengan tujuan bermigrasi ke Italia.
 
 
Sebagian populasi di Lebanon saat ini sedang mengalami masalah kritis diantaranya, hidup dalam kemiskinan, kekurangan bahan bakar yang memaksa pembangkit listrik untuk menutup sehingga pemadaman terjadi, dan nilau mata uang Lebanon yang semakin turun tanpa jeda yang membuat mereka terpaksa beralih untuk migrasi.
 
Ahmad dilaporkan sedang menaiki kapal tersebut yang sampai saat ini tak kunjung sampai ke Italia bersama 82 orang Lebanon lainnya yang berlayar pada 26 Oktober 2021 lalu.
 
Dari para imigran Lebanon mengatakan bahwa mereka terperangkap dalam jaringan penolakan ilegal dan penahanan sewenang-wenang yang digambarkan oleh organisasi hak asasi manusia sebagai alat yang semakin umum untuk mencegah para migran keluar dari Eropa.
 
 
Sebelum meninggalkan Lebanon, Tidak ada penyelundup yang terlibat dalam perencanaan perjalanan, sebab para imigran telah menjual barang-barang mereka atau meminjam uang untuk membeli tiket kapal dan persediaan makanan selama diperjalanan.
 
Selama pemberangkatan seorang saksi mata sekaligus warga yang bermigrasi dari Lebanon melaporkan bahwa kapalnya terkena badai yang merusak mesin kapal lalu terombang-ambing dilautan selama 3 hari.
 
Ia juga mengatakan bahwa ia menemukan pulau lalu berlabuh di sana yang merupakan pulau Yunani Kastellorizo ​​untuk memperbaiki kapal.
 
 
Sebelum berlabuh, pihak kapal sebelumnya meminta ijin kepada penjaga pulau di sana, setelah penjaga pulau memperbolehkan lalu ia bertanya "apakah mereka dapat membantu kami dengan apa pun".
 
Selang beberapa menit, sebuah kapal Penjaga Pantai Hellenic mendekati kapal itu, saksi mata mengatakan pada saat di TKP, petugas mengenakan balaclava hitam untuk menutupi wajah mereka.
 
Saksi mata melanjutkan, bahwa ia melihat balon besar dijatuhkan ke kapal lalu mengaitkan perahu kami ke kapal mereka, lalu petugas memerintahkannya untuk menaiki kapal mereka.
 
 
Ia melanjutkan bahwa ada seorang warga sepertinya sedang berbicara dengan bahasa inggris kepada petugas Yunani, yang menunjukan penolakan, dia dipukuli dan dipaksa untuk menaiki kapal.
 
Saksi mata lainnya juga mengatakan, bahwa salah satu dari petugas melepaskan tembakan ke arah langit untuk mengintimidasi penumpang lainnya.
 
“Kemudian mereka mengambil ponsel, uang, pakaian, dan tas kami,” kata Bilal yang merupakan saksi mata.
 
 
Di saat kedinginan karena basah kuyup yang sedang mereka alami, petugas memerintahkan sesuatu lalu para migrasi mengatakan untuk membiarkan perempuan dan anak-anak itu duduk di dalam ruangan. 
 
Sedangkan para korban yang menjadi saksi mata mengatakan bahwa mereka dibawa ke ruangan yang sangat kecil di mana petugas menyalakan AC pada suhu dingin di saat para korban sedang kedinginan akibat menahan gempuran badai di laut.
 
Lalu setelah di dalam ruangan,para korban itu dipukuli dengan tongkat kejut dan petugas menuntut mereka untuk mengetahui ke mana mereka akan di bawa.
 
Setelah mendengar berita itu, Kementerian Kelautan dan Kebijakan Kepulauan Yunani membantah dari peristiwa tersebut, dan memyebut bahwa pihaknya melakukan semua tugas sesuai dengan prosedur internasional.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Alzajeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x