PBB Melaporkan 160 Migran menjadi Korban atas 2 Insiden Tenggelamnya Kapal aram dalam Sepekan terakhir

- 22 Desember 2021, 10:00 WIB
PBB Hentikan Distribusi Bantuan Pangan ke Ethiopia
PBB Hentikan Distribusi Bantuan Pangan ke Ethiopia /Chickenonline/pixabay.com

 

 
MEDIA PAKUAN - Dilaporkan 160 migran menjadi korban atas tenggelamnya kapal dua kapal karam terpisah di lepas pantai Libya selama seminggu terakhir, ucap Pejabat Migrasi PBB.
 
Pada Selasa, 21 Desember 2021 Juru Bicara Organisasi Internasional untuk Migrasi, Safa Msehli melaporkan bahwa ada 102 migran tewas dari kejadian itu, kapal itu terbalik Libya pada hari Jumat.
 
Sedikitnya sekitar 6 migran terselamatkan dari kejadian terbaliknya kapal dan dikembalikan ke pantai menurut Safa.
 
 
Dalam kecelakaan kedua terjadi pada Sabtu, 18 Desember 2021, pihaknya menemukan 62 mayat migran.
 
Korban yang tewas pada kejadian di Laut Mediterania melibatkan para migran yang ingin mencari kehidupan yang layak di Europa.
 
Kejadian di Laut Mediterania terhitung menjadi 15.000 korban atas migran yang dilaporkan oleh Safa dalam setahun terakhir.
 
 
Dari kejadian-kejadian yang telah terjadi, Sekitar 31.500 migran dicegat dan dikembalikan ke Libya pada 2021, dibandingkan dengan hampir 11.900 migran tahun sebelumnya, menurut IOM.
 
Sekitar 980 migran diduga tewas oleh badan PBB yang dilaporkan pada sepanjang tahun 2020.
 
Di tanggal 12 sampai 18 Desember, IOM mengatakan bahwa sudah ada 466 migran dicegat atau diselamatkan di laut dan dikembalikan ke Libya.
 
Sedangkan di Libya, telah muncul berbagai titik transit dominan bagi orang-orang yang melarikan diri dari perang Afrika dan Timur Tengah.
 
 
Negara yang kaya akan minyak itu telah terjatuh dalam kekacauan pemberontakan yang didukung NATO yang menggulingkan dan membunuh penguasa lama Muammar Gaddafi pada 2011.
 
Kejadian yang menimpa negara itu membuat organisasi penyelundupan manusia merasa menguntungkan, karena mereka dapat menyelundupkan orang melalui perbatasan panjang negara itu dengan enam negara.
 
Mereka menyelundupkan orang-orang yang putus asa dari kekacauan itu ke perahu karet yang terbilang tidak layak dan memulai perjalanan yang beresiko dalam melewati Laut Mediterania yang berbahaya.
 
Badan PBB menugaskan para penyelidik untuk menyelidiki kasus itu yang melanggar perlakuan buruk terhadap para migran di Libya dapat menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah