Selain itu, Erdogan juga mengatakan kepada Xi bahwa, Turki dan China memiliki potensi besar dalam hubungan komersial dan diplomatik, dan kedua pemimpin membahas bidang-bidang termasuk energi, perdagangan, transportasi dan kesehatan.
Sementara itu, beberaoa orang Uyghur yang tinggal di turki mengkritik pendekatan Ankara ke China setelah kedua negara menyetujui perjanjian ekstradisi tahun lalu.
Baca Juga: Thailand Nekat Campur Vaksin Sinovac dan AstraZeneca, Rakyat Protes: Saya Buka Tikus Lab
Pada bulan Maret, menteri luar negeri Turki mengatakan bahwa kesepakatan itu sama dengan kesepakatan negara-negara lain dan membantahnya akan menyebabkan orang Uyghur dikirim kembali ke China.
Selain itu, pada bulan maret, ratusan orang Uyghur juga memprotes perlakuan terhadap kerabat etnis mereka di China ketika kunjungan Menteri Luar Negeri China Wang Yi ke Ankara.
Beberapa pemimpin penentang Turki menuduh pemerintah Turki mengabaikan hak-hak Uyghur demi kepentingan lain dengan China, yang dibantah pemerintah.
Setelah itu, Turki memanggil duta besar China pada bulan April, setelah kedutaannya mengatakan memiliki hak untuk menanggapi para pemimpin oposisi Turki yang mengkritik perlakuan China terhadap Uighur.***