Militer Myanmar Gagal Padamkan Protes Berkepanjangan, Pengunjuk Rasa Pro Demokrasi Makin Semangat Melawan

- 1 Juni 2021, 15:40 WIB
Aksi demonstran menentang kudeta Militer di Myanmar
Aksi demonstran menentang kudeta Militer di Myanmar /Udn

Konflik yang sudah berlangsung puluhan tahun antara militer dan tentara etnis minoritas di daerah perbatasan juga telah kembali menyala sejak kudeta. Milisi etnis yang bersekutu dengan pemerintah sipil bayangan telah meningkatkan serangan terhadap tentara, yang menanggapi dengan senjata berat dan serangan udara, memaksa ribuan orang melarikan diri.

Militer Myanmar memaksa penduduk agar melarikan diri dan bergabung dengan ribuan warga sipil lainnya yang mengungsi akibat pertempuran baru-baru ini di wilayah tersebut.

Baca Juga: Merasa Aman, Tayyip Erdogan Longgarkan Peraturan Pengekangan Covid 19 , Restoran Buka dengan Ketentuan Ini

Militer Myanmar diketahui menembakan artileri dari dalam ibu kota negara bagian Loikaw ke Demoso, kata penduduk negara bagian Kayah yang berbatasan dengan Thailand.

Penduduk di Loikaw mengatakan bahwa sekitar 50 peluru telah ditembakkan pada Senin dan enam pada Selasa pagi.

"Suara artileri memekakkan telinga kami," kata seorang warga dikutip dari Reuters, yang meminta tidak disebutkan namanya karena masalah keamanan.

Baca Juga: Gagal Tangkap DPO MIT Poso, TNI Polri Bentuk Pasukan Baru Pemburu Teroris Pegunungan

Selain itu, pasukan milisi aktif di seluruh negara bagian Kayah, Pertahanan Rakyat Karenni, mengatakan pada halaman Facebook-nya, mereka terlibat dalam bentrokan dengan militer, yang telah mengerahkan dua helikopter tempur untuk melakukan serangan udara pada Senin malam.

PBB mengatakan, pertempuran di negara bagian Kayah telah membuat sekitar 37.000 orang mengungsi di tenggara Myanmar dalam beberapa pekan terakhir. Banyak yang melarikan diri ke hutan dan membutuhkan makanan dan obat-obatan.

Meneurut angka yang dikutip PBB, jumlah kematian warga sipil mencapai 800 orang.

Halaman:

Editor: Siti Andini

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah