Kini, Bank sentral yang dijalankan oleh seorang yang ditunjuk junta, belum bisa mengembalikan sebagian dari cadangan yang dimilikinya untuk bank-bank swasta, mereka tidak memberikan alasan apapun kenapa bank itu bisa kekurangan uang.
Baca Juga: Belum Berakhir! BST Bansos Kemensos Rp300 Ribu Cair Mei 2021, Login dtks.kemensos.go.id
Akibat banyak staf yang melakukan pemogokan dan pembatasan internet sehingga mempersulit transaksi online dan transfer internasional, membuat bank-bank itu sendiri ditutup atau dibuka hanya sesekali.
Hal tersebut mengundang masalah bagi orang-orang Myanmar, dan beberapa bisnis negara. Sejak awal kudeta, Kyat burma telah turun sekitar 20 persen nilainya.
"Sekarang sangat sulit untuk menjalankan bisnis," kata seorang pengusaha pemasok sampo dan seprai ke hotel-hotel kelas atas, Hnin Hnin.
"Pedagang tidak menerima transfer bank sekarang. Mereka menginginkan uang tunai. Jadi kita perlu mencari uangnya." lanjutnya.
Hnin Hnin menjadi salah satu dari ribuan orang yang antri setiap hari di depan beberapa mesin uang yang berfungsi di kota-kota besar.
Banyak orang-orang mengumpulkan kartu ATM nya dan menitipkan ke satu orang untuk mengambil uang agar tidak antri lebih lama, sehingga satu orang dapat mengambil uang untuk seluruh kelompok, kata Hnin Hnin.
Sebelumnya, bank-bang swasta Myanmar sudah memiliki masalah jauh sebelum kudeta, setidaknya sebagian karena kebiasaan mereka meminjamkan uang kepada pelanggan yang memiliki koneksi baik yang jarang repot-repot membayarnya kembali.***