MEDIA PAKUAN - Sebuah kelompok pemantau di Myanmar mengungkapkan bahwa mereka prihatin terhadap penyiksaan yang dilakukan militer kepada para pengunjuk rasa anti kudeta.
Keprihatinan tumbuh pada saat militer memposting foto enam tahanan muda yang menunjukan tanda adanya penyiksaan terhadap korban.
Dalam gambar yang disiarkan MRTV milik militer pada Minggu malam, wajah empat pria dan dua wanita tampak berlumuran darah dan memar, selain itu ada salah satu wanita memiliki rahang bengkak dan tampak seperti mata hitam.
"Penyiar MRTV mengatakan keenam orang itu terlibat dalam pemboman pada hari Sabtu pukul 2 siang (07:30 GMT), di luar kantor pemerintah yakni di mana tiga tentara pemerintah terluka. Mereka tidak memberikan informasi lebih lanjut, ”kata Cheng, melaporkan dari Bangkok, ibu kota negara tetangga Thailand.
Baca Juga: Cek Nama Kalian di BLT UMKM untuk Dapatkan Bantuan Pemerintah Rp1,2 Juta
Baca Juga: Update! Token Listrik Gratis 100% April 2021 Berubah Menjadi Diskon, Inilah Mekanismenya
Dan kami telah melihat pemerintah militer menuduh orang-orang melakukan kejahatan dengan sangat palsu.
Kami juga telah melihat mereka menggunakan taktik ini sejak kudeta militer, menunjukkan orang-orang yang ditahan, mungkin sebagai pencegah bagi mereka yang masih keluar dan memprotes.
Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPPB) tindakan yang diambil junta untuk para protes adalah dengan penyiksaan.
"Junta ini menggunakan penyiksaan sebagai kebijakannya," kata AAPPB dalam sebuah tweet.
Baca Juga: Inilah Spesifikasi 7 Smartphone OPPO yang Memiliki Kualitas Kamera Terbaik
Baca Juga: Tragis! Kereta Api di Dekat Kairo Mesir Tergelincir, 11 Orang Tewas, 98 Luka Luka
AAPPB meminta agar komunitas Internasional bertindak agar tidak kembali terjadi kekerasan.
"Jika komunitas internasional tidak bertindak, penyiksaan dan kematian, jelas akan berlanjut." sambungnya
Menurut AAPP, pasukan keamanan telah membunuh 737 orang sejak kudeta 1 Februari dan menahan 3.229 orang lainnya di seluruh negeri.
“APP prihatin dengan semua yang ditahan, terutama di lokasi yang dirahasiakan,” katanya, yang dikutip Media Pakuan dari Aljazeera.***