Kudeta Makin Ricuh! Pemimpin Demonstrasi Terkenal Myanmar Kini Ikut Ditangkap dan Ditabrak Pasukan Keamanan

- 16 April 2021, 11:32 WIB
Aksi protes yang terjadi di Myanmar
Aksi protes yang terjadi di Myanmar /Reuters/

MEDIA PAKUAN - Sejak kudeta awal Februari lalu, warga Myanmar hingga kini terus memperjuangkan demokrasi dengan melakukan protes dan demonstrasi tiada henti.

Bahkan pada saat libur tahun baru tradisional (Thingyan) para pengunjuk rasa anti kudeta Myanmar tetap melakukan protesnya dengan pawai dan aksi lainnya.

Namun sayangnya, pemimpin demonstrasi terkenal Myanmar Wai Moe Naing diketahui telah ditangkap oleh pasukan keamanan.

Baca Juga: Pasca Pembakaran dan Penembakan KKB, Polisi Pastikan Kondisi Boega Aman

Pasukan keamanan menangkap salah satu pemimpin utama protes anti kudeta Myanmar setelah menabraknya dengan mobil saat dia memimpin unjuk rasa sepeda motor pada Kamis, 15 April 2021.

"Saudara kami Wai Moe Naing ditangkap. Sepeda motornya ditabrak mobil polisi yang tidak bertanda," kata Win Zaw Khiang, anggota kelompok penyelenggara protes, di media sosial.

Wai Moe Naing merupakan pemimpin oposisi paling terkenal terhadap kudeta.

Baca Juga: Amerika Serikat Marah Terhadap Tindakan Rusia, Berbagai Sanksi Diberlakukan Kepadanya

Sebelumnya, pihak media telah berbicara dengannya lewat telepon saat dia berangkat untuk memimpin unjuk rasa di pusat kota Monywa.

Menurut video yang diunggah di media sosial, terlihat mobil yang diduga pasukan keamanan melaju ke arah sekelompok sepeda motor yang sedang melakukan demo.

Kota Monywa terletak sekitar 700 km (435 mil) di utara kota utama Yangon, telah menjadi salah satu pusat utama kampanye pro-demokrasi dengan aksi unjuk rasa besar hari demi hari dan tindakan keras berulang kali oleh pasukan keamanan.

Baca Juga: Dalam Menguasai Laut China Selatan, Tiongkok Sudah Siapkan Ribuan Pasukan Rahasia

Beberapa rekan Moe Naing mengatakan mereka mengkhawatirkan keselamatannya.

Sementara itu, kedutaan Swedia tengah mendesak agar orang-orang yang ditahan diberikan perawatan kesehatan yang layak dan hak asasi manusia mereka dihormati, dan kini mereka pun sedang mengikuti kasus Moe Naing.

Selain Swedia, Dubes AS juga mengutuk insiden yang dilaporkan tersebut.

"Tindakan mengerikan ini semakin menunjukkan mengapa rakyat Myanmar tidak menerima rezim militer," kata kedutaan AS dalam sebuah posting di Twitter.

Baca Juga: Segera Ketahui Penerima BLT UMKM Agar Bisa Cair BPUM Rp1,2 Juta

Sementara itu menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), setidaknya 715 warga sipil telah tewas dalam aksi unjuk rasa yang bentrok dengan pasukan kemanan Myanmar. ***

Editor: Siti Andini

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x