Mengenang Kematian Demonstran Myanmar, Pengunjuk Rasa Gunakan Telor sebagai bentuk Protes

- 4 April 2021, 10:27 WIB
Myanmar Kembali Memanas, 5 Orang dan 550 Pengunjuk Rasa Tewas Sejak Kudeta 1 Februari 2021 hingga 3 April 2021
Myanmar Kembali Memanas, 5 Orang dan 550 Pengunjuk Rasa Tewas Sejak Kudeta 1 Februari 2021 hingga 3 April 2021 /Pixabay. Com/

MEDIA PAKUAN - Para pengunjuk rasa anti kudeta menggunakan telur Paskah dan menyalakan lilin pada malam hari sebagai simbol perlawanan terhadap militer Myanmar.

Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), jumlah kematian warga sipil sejak kudeta pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi meningkat menjadi 557 orang.

Sementara itu, seringkali dalam kelompok kecil di kota-kota kecil Myanmar keluar setiap hari melakukan penolakan kembalinya kekuasaan militer setelah satu dekade langkah tentatif menuju demokrasi. Di malam hari orang berkumpul dengan lilin.

Baca Juga: Siang Hari Wilayah Bogor, Depok, Bekasi Berpotensi Hujan Hujan Ringan, Minggu 4 April 2021

"Orang-orang di seluruh Burma terus menyerang untuk mengakhiri kediktatoran, untuk demokrasi dan hak asasi manusia," kata kelompok tersebut.

AAPP juga mengatakan, sebanyak 2.658 orang ditahan oelh pasukan keamanan Myanmar. termasuk empat wanita dan seorang pria yang berbicara dengan kru berita CNN yang berkunjung dalam wawancara di jalan-jalan kota utama Yangon pada pekan lalu.

Sementara itu, juru bicara CNN mengatakan pihaknya mengetahui laporan penahanan tersebut setelah kunjungan timnya.

Baca Juga: Kreatif! Para Protes di Myanmar Lawan Militer Menggunakan Telur

"Kami mendesak pihak berwenang untuk informasi tentang ini, dan untuk pembebasan dengan aman setiap tahanan," kata jurubicara itu.

Namun Polisi dan juru bicara junta tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar.

Para penentang kudeta juga melakukan kampanye pembangkangan sipil, dengan mengaturnya sendiri menggunakan kreatifitasnya, termasuk telur Paskah yang mereka gunakan sebagai bentuk protes, Minggu, 04 April 2021.

Baca Juga: Gaungkan Deklarasi Tolak Kekerasan KKB, Elemen Masyarakat Dukung TNI Polri

Para protester menyuarakan yang dilukis di atas fitur telur dalam foto-foto di media sosial, "Kita harus menang", "Revolusi Musim Semi" dan "Keluar MAH."

Sementara itu, militer Myanmar melancarkan kampanyenya sendiri untuk mengontrol arus informasi dan mengatur pesannya.

Salah satu untuk mengatur hal tersebut adalah, militer memerintahkan penyedia internet untuk memotong broadband nirkabel, dan merampas akses sebagian besar pelanggan.

Baca Juga: Aksi Kudeta Myanmar Semakin Memanas, Korban Tewas Bertambah, Junta Buru Para Kritikus

Baca Juga: Ramalan 12 Zodiak Hari Ini, Minggu 4 April 2021: Scorpio Berpikir Lebih Terbuka, Aries Tak Menyenangkan

Selain itu, pihak yang berwenang juga telah mengeluarkan surat pengankapan hampir untuk 40 orang selebriti yang diduga menentang aturan militer, termasuk influencer media sosial, penyanyi, dan model, di bawah undang-undang yang melarang pemicu perbedaan pendapat di angkatan bersenjata.

Tuduhan tersebut diberitakan oleh media pemerintah pada hari Jumat dan Sabtu.

Mereka yang melanggar undang-undang tersebut dapat dikenakan 3 tahun penjara.***

Editor: Popi Siti Sopiah


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah